PR DEPOK - Ekonom senior Indonesia, Rizal Ramli belum lama ini memberikan pendapatnya soal perubahan tatanan menteri atau reshuffle terakhir yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Pendapat itu disampaikan demi menjawab rasa penasaran warganet soal pandangannya terkait hal tersebut.
Rizal Ramli berpendapat bahwa yang dilakukan pemerintah beberapa waktu lalu itu bukan lah agenda reshuffle, melainkan hanya mengocok nama tokoh dan kesannya menjadi kocak atau lucu.
"Ada yg tanya pendapat RR soal reshufle yg terakhir ? RR jawab, 'Itu mah bukan reshufle, tapi 'Kocok & Kocak'," kata Rizal Ramli seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari akun Twitter @RamliRizal pada Kamis, 6 Mei 2021.
Mengingat agenda yang dilakukan pemerintah hanya sekedar mengocok nama tokoh, lanjut Rizal Ramli, pada akhirnya tindakan tersebut hanya memperumit keadaan.
Pasalnya, ia menuturkan bahwa saat ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menjadi alat politik bukan lagi dibuat untuk memajukan penelitian dan inovasi.
"Krn kocok2 doang yg malah bikin ribet krn BRIN bakal jadi alat politik bukan untuk kemajuan research dan innovasi @tempodotco @lipiindonesia @jokowi @BPPTeknologi," ucap Rizal Ramli mengakhiri cuitannya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu telah mengubah kembali beberapa tatanan menteri pada Kabinet Indonesia Maju.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dari hasil reshuffle ditetapkan menjadi Mendikbud-ristek karena pemerintah telah melebur Kemendikbud dengan Kemenristek.
Sementara itu, jabatan Ketua Dewan Pengarah BRIN dipegang oleh Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri.
Terpilihnya Megawati dalam jabatan baru tersebut menuai kritik dari berbagai pihak lantaran dianggap tidak sesuai dengan bidangnya sebagai negarawan.
Para akademisi bahkan membenarkan hal tersebut dengan menilai latar belakang Megawati tidak sesuai dengan jabatan yang ia dapatkan saat ini, yakni menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN.
Mengingat bahwa Megawati sendiri dikenal masyarakat luas karena jabatannya sebagai Ketua Umum parpol PDI Perjuangan dan pernah menjadi Presiden ke-5 Indonesia.***