PR DEPOK – Mantan politisi Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI), Teddy Gusnaidi kembali melontarkan pernyataan menohok.
Tak sedikit pihak yang menduga bahwa pernyataan tersebut masih terkait dengan polemik yang baru-baru ini terjadi, yakni soal babi panggang atau Bipang Ambawang.
Teddy Gusnaidi di akun Twitter pribadinya @TeddyGusnaidi, mengungkapkan ada penelitian yang dilakukan terhadap beberapa produk makanan pada tahun 1987 silam.
Baca Juga: Kerumunan Padati Pasar Klithikan Solo, Sindiran Geisz Chalifah: Anies Baswedan Harus Tanggung Jawab!
“Loh, ini ilmiah.. jadi di Tahun 1987, dilakukan penelitian terhadap beberapa produk makanan,” ucap Teddy Gusnaidi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Senin, 10 Mei 2021.
Berdasarkan penelitian tersebut, dikatakan dia, ditemukan adanya lemak babi yang terkandung dalam sejumlah produk makanan yang diteliti.
“Dari penelitian itu ditemukan ada mengandung lemak babi,” katanya menjelaskan.
Baca Juga: Ditanyai Soal Investasi Bodong 212 Mart, Haikal Hassan: Kok Tanya Saya?
Teddy Gusnaidi mengatakan bahwa hal tersebut maka lahirlah sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bahkan, babi juga telah membuat MUI bisa menghasilkan uang.
“Dari situ lahirlah sertifikasi halal dari LSM MUI. Karena babi lah sehingga LSM MUI bisa menghasilkan uang,” ujarnya lagi.
Jika tidak ada babi, Teddy Gusnaidi mengatakan maka MUI tidak memiliki pekerjaan dalam bidang sertifikasi halal.
“Kalau gak ada babi, LSM MUI gak punya kerjaan sertifikasi halal,” ucap mantan Dewan Pakar PKPI itu mengakhiri cuitannya.
Sebelumnya, Jokowi baru-baru ini kembali menyita perhatian publik dengan pernyataannya dalam salah satu pidato.
Dalam pidatonya, mantan Wali Kota Solo ini mempromosikan makanan khas Kalimantan, yakni bipang Ambawang.
Seperti diketahui bersama, bipang Ambawang atau babi panggang asal Kalimantan itu dipromosikan Jokowi di salah satu televisi lokal untuk menjadi oleh-oleh Hari Raya Idul Fitri.***