Utang Bertambah Rp1 Triliun Tiap Bulan, Erick Thohir: Garuda Indonesia akan Fokus ke Penerbangan Domestik

4 Juni 2021, 14:04 WIB
Menteri BUMN, Erick Thohir. /ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A.

PR DEPOK - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir memberikan pernyataan terkait masalah finansial di Garuda Indonesia.

Erick Thohir mengatakan kini Garuda Indonesia akan fokus pada bisnis penerbangan domestik, yang akan melayani perjalanan masyarakat antarpulau di dalam negeri.

Menteri Erick Thohir menyampaikan pernyataan tersebut saat berada di Jakarta, pada Rabu, 2 Juni 2021 silam.

Baca Juga: Akui Terkejut Habib Rizieq Dituntut 6 Tahun Penjara, Musni Umar: Berkata Sehat untuk Redam Kekhawatiran Umat

"Indonesia ini negara kepulauan, jadi tidak mungkin orang Indonesia menuju pulau lain pakai kereta, pilihannya ada dua yaitu kapal laut atau penerbangan. Garuda dan Citilink akan fokus kepada pasar domestik, bukan pasar internasional," kata Erick Thohir.

Kebijakan tersebut, dikatakan dia, mengacu pada database Garuda Indonesia yang tampak didominasi penumpang tujuan daerah sebanyak 78 persen dengan pendapatan mencapai Rp1,400 triliun.

Erick Thohir juga mengungkapkan untuk jumlah penumpang tujuan luar negeri tercatat hanya 22 persen dengan perolehan Rp300 triliun.

Baca Juga: Ajudan Semangati Prabowo Atas Polemik Belanja Alutsista, Gus Umar: Dulu Bosmu Hina Pemerintah Jokowi

Pembicaraan perubahan bisnis Garuda Indonesia ke pasar domestik ini sebenarnya telah dibahas sebelum adanya pandemi Covid-19, yakni dilakukan pada November 2019 hingga Januari 2020.

"Sebelum Covid-19 sebanyak 78 persen turis adalah turis lokal sebanyak Rp1.400 triliun, turis asing hanya 22 persen Rp300 triliun," ujar Menteri Erick Thohir seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Perubahan bisnis Garuda Indonesia ke domestik ini dilakukan sebagai upaya dari pemerintah untuk menyelamatkan Garuda Indonesia dari persoalan finansial yang sedang dialami akibat kerugian perseroan.

Baca Juga: Lebih Berat daripada Koruptor, HRS Dituntut 6 Tahun Penjara, Refly Harun: Apa Jaksa Nggak Ada Hati Nurani?

Kini, utang Garuda Indonesia tercatat sebesar 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp70 triliun. Utang tersebut terus meningkat sebesar Rp1 triliun setiap bulan, karena penundaan pembayaran ke pemasok.

Berdasarkan data yang dihimpun, perusahaan tersebut juga memiliki arus kas negatif dan utang minus Rp41 triliun.

Adapun utang tersebut disebabkan oleh pengeluaran operasional yang tak dapat tertutup oleh pendapatan perusahaan.

Baca Juga: Heran Hukuman Habib Rizieq Lebih Berat daripada Koruptor, Hilmi Firdausi: Apakah Kesalahannya Sebegitu Besar?

Pendapatan bulan Mei 2021, Garuda Indonesia tercatat hanya memperoleh sekitar 56 juta dolar AS atau sekitar Rp801 miliar.

Di saat yang bersamaan, Garuda Indonesia juga harus membayar sewa pesawat 56 juta dolar AS, perawatan pesawat 20 juta dolar AS, bahan bakar avtur 20 juta dolar AS, dan gaji pegawai 20 juta dolar AS.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler