Paham Ada Masyarakat yang Tak Suka Orde Lama dan Orde Baru, Fahri Hamzah: tapi Dilarang Mengubah Sejarah

28 September 2021, 19:15 WIB
Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah. /Instagram @fahrihamzah

PR DEPOK – Mantan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fahri Hamzah buka suara tentang persepsi seseorang terhadap era Orde Baru dan Orde Lama.

Seperti diketahui, Orde Baru merupakan masa kepemimpinan Presiden Soeharto sedangkan Orde Lama merupakan masa di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno.

Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) itu mengatakan bahwa sah-sah saja bilaa masyarakat tidak menyukai era tersebut.

Baca Juga: Cek Syarat dan Cara Daftar BLT Anak Sekolah 2021 agar Siswa SD, SMP, SMA Dapat Bansos Rp4,4 Juta

Boleh saja seseorang gak suka orde baru atau Pak Harto sebagaimana gak suka orde lama dan Bung Karno,” kata Fahri Hamzah seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan akun Twitter @FahriHamzah pada 28 September 2021.

Lebih dari itu, Fahri Hamzah mengatakan bahwa yang tidak boleh dan tidak diperkenankan adalah melakukan manipulasi sejarah atas inisiatif pribadi ataupun kelompok.

Tapi semua orang harus dilarang mengubah sejarah atas inisiatif pribadi dan atas inisiatif kelompok yg subjektif,” kata Fahri.

Waketum Partai Gelora itu mengatakan bahwa menghilangkan memori terhadap peristiwa bersejarah merupakan sebuah bentuk pengkhianatan.

Baca Juga: Tanggapi Pengunduran Diri Azis Syamsuddin, DPR: Ketika Bermasalah Minggir, Jangan Bebani Institusi

Menghilangkan ingatan kepada sejarah adalah pengkhianatan,” ujarnya.

Dalam cuitan akun Twitter-nya itu, banyak warganet yang turut memberikan komentar.

Salah satunya warganet yang mengatakan persoalan tersebut memutarbalikkan sejarah.

Kalo memutar balikkan sejarah,,,? Bikin  film gt,,,logika sederhana,,,zaman itu saat kebebasan adalah maut,,,jgnkan bikin film, salah senyum sdh hilang to barang,,,jd bs nilai sendiri maksud &tujuan agendanya,,,,” kata akun @Man***.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler