PR DEPOK - Warga Kota Solo berbondong-bondong menangkap ikan di pinggiran Sungai Bengawan Solo wilayah Jebres dan Pasar Kliwon beberapa hari terakhir.
Pasalnya ikan-ikan di Sungai Bengawan Solo tiba-tiba mengapung ke permukaan.
Ikan-ikan ini lemas diduga karena keracunan atau akibat air sungai menguap akibat cuaca panas setelah diguyur hujan sepekan lalu.
Baca Juga: Ungkap Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Sukoharjo, Kapolres: HT Terancam Penjara Seumur Hidup
Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari RRI tanggal Sabtu, 22 Agustus 2020 keadaan Sungai Bengawan Solo saat ini terlihat keruh dengan air berwarna hijau kecokelatan.
Selain itu warga juga mencium bau amis dari sungai tersebut.
Salah satu warga RT 1 RW 2 Kelurahan Sewu Kecamatan Jebres, Budi Utomo mengatakan bahwa fenomena air keruh dan ikan lemas di sungai Bengawan Solo ini berlangsung setelah hujan sepekan lalu.
Baca Juga: Jangan Sepelekan Tidur, Berikut Sederet Manfaatnya untuk Kesehatan
Menurutnya, kondisi air sungai terparah yaitu tiga hari terakhir karena menyebabkan ikan yang mengapung di permukaan telah mati.
Budi mengungkapkan bahwa air sungai berubah menjadi cokelat pekat dan keruh.
Ikan-ikan mabuk dan muncul ke permukaan, hal ini membuat warga mengambil ikan tersebut.
Baca Juga: 6 Kesalahan dalam Memasak yang Mulai Sekarang Sebaiknya Jangan Dilakukan
Dirinya menambahkan ikan yang muncul ke permukaan air adalah ikan nila, bader, dan garingan.
Adapun penyebab ditemukannya ikan mabuk hingga muncul ke permukaan ini lantaran ditemukan bahwa kondisi air di tempuran Sungai Samin dengan Sungai Bengawan Solo keruh karena limbah dari industri alkohol di wilayah hulu.
Fenomena ini ternyata bukan pertama kalinya di Sungai Bengawan Solo.
Baca Juga: Kemendikbud Targetkan Jalur Rempah Jadi Warisan Budaya yang Diakui UNESCO Tahun 2024
Sebelumnya pada akhir tahun 2019, ribuan ikan mati di Bengawan Solo.
Diduga kuat penyebabnya adalah limbah industri yang mencemari sungai Bengawan Solo.
Fenomena ikan mabuk di Sungai Bengawan Solo ini membuat Instalasi Pengolahan Air IPA PDAM sempat dihentikan selama dua jam.
Baca Juga: Lebih Baik Lemak Hewani atau Nabati? Simak Penjelasan Lengkap Peneliti
Humas PDAM Surakarta, Bayu Tunggul mengatakan bahwa penghentian dilakukan karena air Sungai Bengawan Solo keruh dan membahayakan.
"Setiap kali usai hujan, aliran Bengawan Solo disertai limbah dan polusi. Sementara IPA kita hentikan dua jam. Namun, tidak sampai mengganggu pelayanan pelanggan," katanya.
Bayu menambahkan bahwa pihaknya sudah mengantisipasi fenomena limbah Bengawan Solo di setiap musim kemarau, terlebih seusai hujan biasanya akan terjadi pencemaran.***