Pembangunan Jurassic Park Jadi Perdebatan, KLHK Beri Kepastian tak Ada Komodo yang Mati

26 Oktober 2020, 17:47 WIB
Ilustrasi komodo. /Skeeze/Pixabay/

PR DEPOK – Akhir-akhir ini, beredar kabar viral di tengah publik mengenai taman wisata dengan tema Jurrasic Park yang akan hadir di Pulau Rinca, Labuan Bajo, NTT.

Tempat wisata yang berada di kawasan konservasi binatang komodo tersebut, telah masuk dalam proses pengerjaan.

Kendati telah memasuki proses pengerjaan, namun tak sedikit pihak melakukan penolakan terhadap proyek pembangunan tersebut.

Baca Juga: Klaim Temukan Lokasi Jatuhnya MH370 Usai 6 Tahun Jadi Misteri, Pakar: Salah Target Tempat Pencarian

Terkait hal tersebut, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) angkat bicara mengenai kehidupan habitat di dalamnya, terutama komodo.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Dan Ekosistem KLHK, Wiratno menyatakan, pihaknya akan terus mengawasi jalannya pengerjaan proyek pembangunan taman wisata Jurassic Park tersebut.

Ia juga akan memastikan bahwa tidak akan ada komodo yang menjadi korban akibat dari pembangunan tersebut.

"Nggak boleh ada satu ekor pun komodo yang mati. Oleh karena itu saya memastikan lagi. Kamis saya ke Pulau Rinca, memastikan protokol yang lebih ketat lagi. Terutama pada pekerja," ungkap Wiratno, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.

Baca Juga: Gegara Lempar Batu ke Kendaraan Tentara, Remaja Palestina Meninggal Setelah Dipukuli Pasukan Israel

Wiratno menjelaskan, ada sekitar 10 ranger yang ditugaskan untuk berjaga setiap harinya di kawasan tersebut, guna memastikan pembangunan tidak membahayakan bagi komodo.

Ia juga mengklaim, bahwa masyarakat sekitar juga turut mengawasi pembangunan taman wisata Jurassic Park tersebut.

Sejauh ini, diketahui terdapat sekitar 60 komodo yang berada di area seluas 500 hektare di kawasan pulau yang sedang dibangun. Dari jumlah tersebut, setidaknya ada 15 ekor komodo yang diketahui sering berkeliaran.

Sedangkan di luar area kawasan tersebut, terdapat sekitar 1.300 komodo yang berhabitat di Pulau Rinca.

Baca Juga: Irma Suryani Chaniago Akan Tangkap Rocky Gerung jika Jadi Presiden, Refly Harun Turut Berkomentar

Wiratno menegaskan, jumlah komodo yang tersisa, tidak berada di wilayah pembangunan taman wisata Jurassic Park.

"Hanya ada 60 ekor dan 15 ekor yang sering keliatan di tempat pembangunan ini. Lalu tempat turis datang hanya 2,5 persen dari luas Pulau Rinca. Pulau Rinca luasnya 20 ribu hektar," ujar Wiratno.

Wiranto menambahkan, dibangunnya taman wisata di Pulau Rinca bertujuan agar wisatawan yang berkunjung ke kawasan tersebut nantinya tidak lagi bersinggungan langsung dengan komodo, seperti sebelumnya.

Taman wisata tersebut akan dibuatkan bangunan yang menggantung di atas daratan, sehingga wisatawan hanya bisa melihat komodo dari atas.

Baca Juga: Jika Jokowi Tandatangani UU Cipta Kerja, KSPI Siap Demo Besar-besaran Geruduk Istana hingga Menang

Selain itu, dermaga yang terdapat di pulau Rinca juga akan diperbesar. Tujuannya agar mampu menampung lebih banyak kapal yang tentunya akan mengangkut lebih banyak wisatawan yang berkunjung.

Wiranto menjelaskan, pembangunan taman wisata Jurassic Park, yang masuk dalam wisata proritas ini, direncanakan akan rampung pada Juni 2021.

Sementara itu, terkait pemberitaan yang viral mengenai komodo yang menghadang truk proyek pembangunan, Wiratno mengatakan, foto tersebut ditangkap saat area pembangunan saat itu masih dibuka untuk turis.

Namun kini, Wiratno menjelaskan bahwa Menteri LHK Siti Nurbaya, telah menginstruksikan area wilayah pembangunan ditutup dari wisatawan.

Baca Juga: Survey Bersama Kemenkes, WHO, dan UNICEF: 7,60 Persen Masyarakat Indonesia Tolak Vaksinasi Covid-19

"Sejak sekarang sudah tidak ada turis yang masuk ke situ. Bukan karena menutupi pembangunan, tapi semua yang under construction tidak boleh ada yang masuk karena membahayakan. Tapi komodo memang lewat situ, bukan berhadap-hadapan. Truknya sedang terperosok di situ. Tapi jalur itu memang jalur komo berjemur, tiap hari mereka kelua,” katanya.

Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), telah meminta KLHK untuk turun tangan terkait berbagai respon yang ramai di masyarakat mengenai pembangunan taman wisata ini.

Direktur WALHI NTT, Umbu Wulang, menilai proyek ini akan mengganggu dan mengancam ekosistem komodo, yang merupakan satwa langka dan endemik di kawasan tersebut.

Menurutnya, langkah pemerintah dengan membangun infrastruktur di tengah kawasan konservasi di Pulau Rinca, seolah lebih mementingkan perkara pariwisata dibanding melindungi ekosistem komodo.

Baca Juga: Tanggapi Sikap Emmanuel Macron Terhadap Muslim, MUI: Dia Mendukung Gerakan Islamophobia

"Kalau kami melihatnya fenomena itu membuktikan kekhawatiran kita di awal, soal bahwa proses menjadikan kawasan konservasi Pulau Rinca di dalamnya juga masuk urusan-urusan wisata yang berbasis pada infrastruktur skala besar," ujar Umbu Walang.

Hingga saat ini, penolakan dari masyarakat terus berlanjut. Bahkan tagar #SaveKomodo menjadi trending di media sosial Twitter, sebagai bentuk kecaman masyarakat terhadap pembangunan taman wisata Jurassic Park yang dinilai mengancam keberlangungan hidup komodo di kawasan tersebut.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler