Marak Politik Identitas di Ruang Publik, Akademisi Bicara Soal Eksploitasi Agama yang Jadi Komoditas

- 16 Januari 2021, 09:38 WIB
Akademisi dari Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Surakarta Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag.
Akademisi dari Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Surakarta Dr. H. Amir Mahmud, M.Ag. /BNPT/Antara

Oleh karena itu, para tokoh nasional dan agama harus memberikan sikap wawasan kebangsaan yang religius sehingga tidak selalu menjadikan perbedaan yang ada ini sebagai alat untuk melakukan perlawanan.

"Apalagi, hal ini selalu terjadi dalam konteks politik karena dalam teori poltik, pemerintah dan rakyat ini memang selalu ada yang miss. Tinggal tergantung bagaimana membangun komunikasinya," tutur Direktur Amir Mahmud Center yang bergerak dalam bidang kajian kontranarasi dan ideologi dari paham radikal terorisme ini.

Baca Juga: Diblokir Rizal Ramli karena Bantah Pernyataannya, Ferdinand Hutahaean: Halah Krisis Mulu, Payah!

Menyinggung soal perbedaan, menurutnya memang harusnya keragaman ini menjadi pemicu hal-hal yang sifatnya chaos dan lainnya.

"Justru perbedaan ini harusnya memberikan warna dalam demokrasi kita. Hal ini sudah ada aturan dan tempatnya untuk menyalurkan perbedaan-perbedaan itu. Jadi, tinggal bagaimana masyarakat dan para tokoh ini menyikapi hal tersebut," ucapnya.

Amir Mahmud mengatakan bahwa para tokoh harus betul-betul memahami ideologi Pancasila, khususnya sila pertama yang memuat wawasan kebangsaan yang religius yang sebetulnya berada.***

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x