PR DEPOK – Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun menilai bahwa musuh utama bangsa Indonesia bukan radikalisme dan terorisme, melainkan musuh utama bangsa adalah korupsi.
Pernyataan tersebut disampaikan Refly Harun melalui kanal YouTube pribadinya Refly Harun pada Sabtu, 16 Januari 2021.
"Mudah-mudahan kita sadar bahwa musuh utama kita di Republik ini, so long time yang merusak sendi-sendi kehidupan kita menurut pendapat saya bukan radikalisme, bukan terorisme," kata Refly Harun.
Baca Juga: Singgung Pengeluaran Bobby Nasution di Pilkada, Refly Harun: ‘Suara’ Kadang Tidak Gratis
Kemudian, Refly Harun menyebut persoalan Indonesia sejak orde lama hingga orde reformasi adalah tindakan korupsi yang dilakukan oleh para penguasa.
"Tapi persoalan kita so long time sejak zaman orde lama, orde baru, orde reformasi itu adalah korupsi dan korupsi itu dilakukan oleh para penguasa atau orang yang dekat kekuasaan," ucap Refly Harun.
Pernyataan yang dilontarkan Refly Harun tersebut pun ditanggapi oleh mantan politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean.
Baca Juga: Muncul Isu Jokowi Langgar UU Soal Banjir di Kalsel, Moeldoko Tegas: Bencana Tidak Bisa Dikendalikan
Ferdinand Hutahaean menegaskan bahwa salah satu musuh utama di Indonesia adalah radikalisme dan terorisme.
Kedua hal tersebut, kata Ferdinand Hutahaean, adalah bentuk tindakan yang tak memiliki empati dan simpati kepada korban-korban yang berjatuhan akibat adanya teroris.
Tanggapan itu disampaikan Ferdinand Hutahaean melalui akun Twitter pribadinya @FerdinandHaean3 pada Kamis, 21 Januari 2021.
Baca Juga: Calon Kapolri Listyo Sigit Sampaikan Visi dan Misi, Said Didu: Saya Menaruh Harapan Baik
“Pernyataan macam apa ini? Musuh utama Republik ini salah satunya adalah Radikalisme dan Terorisme selain kemiskinan. Menafikan radikalisme dan terorisme adalah bentuk jiwa tanpa emphati dan simpati kpd korban2 terorisme di Republik ini. Manusia satu ini makin konyol berpendapat,” ujar Ferdinand Hutahaean.
Pernyataan macam apa ini? Musuh utama Republik ini salah satunya adalah Radikalisme dan Terorisme selain kemiskinan. Menafikan radikalisme dan terorisme adalah bentuk jiwa tanpa emphati dan simpati kpd korban2 terorisme di Republik ini.
Manusia satu ini makin konyol berpendapat. pic.twitter.com/AGGeE4QomC— Ferdinand Hutahaean (@FerdinandHaean3) January 20, 2021
***