“Itulah sebabnya, misalnya, ketika Kalimantan Selatan banjir yang di-underline (digarisbawahi) itu curah hujan yang banyak,” ucapnya.
“Tidak di-underline bagaimana perusakan lingkungan di sana luar biasa oleh para pengusaha, kapitalisme, dan keserakahan."
Lebih lanjut, pria berusia 51 tahun ini menyinggung soal sabotase pompa air anti banjir yang terjadi beberapa waktu lalu.
“Kita tahu kalau menyebut nama Anies Baswedan ini ada kelompok masyarakat yang panas langsung telinganya,” ujarnya.
Baca Juga: Bantuan Telur, Daging Ayam, Kacang Hijau, dan Buah Ditolak Warga Baduy, Kemensos Hanya Kirim Beras
Terkait hal tersebut, Refly menuturkan bahwa saat ini ‘rivalitas politik’ seolah-olah sudah terjadi. Padahal, kata dia, jika bicara konsep hukum tata negara, Anies Baswedan adalah sub-nasional.
“Dia bukan pemimpin nasional, hanya pemimpin sebuah provinsi yaitu DKI Jakarta,” kata Refly.
***