Disebut Ambil Alih Partai Demokrat, Andi Arief: Moeldoko Sudah Dapat Restu dari Jokowi untuk Gantikan AHY

- 2 Februari 2021, 20:02 WIB
Politisi Partai Demokrat, Andi Arief.
Politisi Partai Demokrat, Andi Arief. /Pikiran Rakyat/

PR DEPOK - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyatakan bahwa akan ada aksi kudeta di Partai Demokrat.

Terkait kudeta Partai Demokrat itu, Andi Arief sebagai politisi Demokrat menuding bahwa Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko adalah sosok yang dekat dengan lingkaran Presiden Jokowi dan akan mengambil alih kepemimpinan AHY atau Agus Harmurti Yudhoyono.

Bukan hanya itu, Andi Arief pun mengungkapkan bahwa Moeldoko mengaku telah mendapatkan restu dari Jokowi untuk mengambil alih kepemimpinan.

Baca Juga: Cara Cairkan Bansos KIS Februari 2021, Simak Syarat Lengkap dan Tahapannya Berikut

Alasan AHY berkirim surat ke Jokowi diungkap oleh Andi Arief melalui akun Twitter-nya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.

"Banyak yang bertanya siapa orang dekat Pak Jokowi yang mau mengambil alih kepemimpinan AHY di Demokrat, jawaban saya KSP Moeldoko. Kenapa AHY berkirim surat ke Pak Jokowi, karena saat mempersiapkan pengambilalihan menyatakan dapat restu Pak Jokowi," ujar Andi Arief.

Sebelumnya, dikatakan oleh Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY bahwa akan adanya kudeta di Partai Demokrat, yang kekuasaanya akan digulingkan oleh lima orang.

Baca Juga: Soal Sosok yang Ingin Ambil Alih Kepemimpinan AHY di Demokrat, Andi Arief: Jawaban Saya..

AHY menyebutkan dalam keterangan persnya terkait sosok pelaku kudeta Partai Demokrat tersebut.

AHY menyampaikan hal itu dalam konferensi pers yang digelar di Taman Politik, Wisma Proklamasi DPP Demokrat.

Hal itu diumumkan secara Live dan disiarkan melalui kanal YouTube miliknya Agus Yudhoyono, berjudul "Konferensi Pers Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono" pada Senin, 1 Februari 2021 siang.

Baca Juga: Senada dengan KH As'ad Said Ali, Mantan Jubir Gusdur: Sebagian BuzzeRp Nyusup ke NU dan Bikin Gaduh

"Gabungan dari pelaku gerakan ini ada lima orang terdiri dari satu kader Demokrat aktif, satu kader yang sudah enam tahun tidak aktif, satu mantan kader yang sudah sembilan tahun diberhentikan dengan tidak hormat dari partai, karena menjalani hukuman akibat korupsi, dan satu mantan kader yang telah keluar dari partai tiga tahun yang lalu. Sedangkan yang non kader partai adalah seorang pejabat tinggi pemerintahan," kata AHY.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x