Jelaskan Soal KLB dan Politik Partai ke AHY, Teddy Gusnaidi: Saran Gue Minta Maaf ke Pemerintah

- 3 Februari 2021, 14:51 WIB
Kolase potret Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi (kiri) dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan).
Kolase potret Dewan Pakar PKPI Teddy Gusnaidi (kiri) dan Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (kanan). /Dok. Twitter/@TeddyGusnaidi dan Instagram/@agusyudhoyono.

PR DEPOK - Teddy Gusnaidi turut mengomentari isu kudeta Partai Demokrat dari kepepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang disinyalir melalui Kongres Luar Biasa (KLB).

Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) itu melalui akun Twitter pribadinya @TeddyGusnaidi menyebutkan bahwa dalam sebuah partai KLB itu legal dan yang mengikutinya adalah anggota partai itu sendiri.

Ia juga menyebut jika dalam penentuan suarananti para anggota partai tidak memilih AHY, maka menurut Teddy itu namanya bukan kudeta tetapi kalah.

Baca Juga: Sebut Moeldoko 'Sial' karena Masih Jabat KSP, Refly Harun: Orang Sepertinya Tak Mungkin Tak Berambisi Politik

"Gue ajarin lu ya @AgusYudhoyono, Pertama, KLB itu legal dalam Partai, dan yg ikut KLB itu ya anggota partai tsb, gak bisa org luar. Kedua, penentu suara itu anggota Partai elu. Kalau mereka gak milih elu, itu bukan kudeta namanya, tapi elu kalah. Lu sebenernya ngerti gak sih?," kata Teddy Gusnaidi seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com pada Rabu, 3 Februari 2021.

Melalui 12 utas yang dibagikan di Twitternya, Teddy juga mengatakan jika AHY tidak menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang pemimpin maka anggota partai berhak mengadakan KLB untuk menggantikan dirinya.

"Makanya elu baca & pahami AD/ART, disitu ada tugas dan kewajiban elu sebagai ketua umum, jika elu gak jalankan tugas dan kewajiban elu, maka para pemilik suara di Partai berhak untuk mengadakan KLB untuk menggantikan elu. Masak hal mendasar begini elu gak paham? @AgusYudhoyono," ujarnya.

Baca Juga: Ariel Heryanto Nilai Ilmu Jenderal di Myanmar Rendah: Jika Tinggi, Bisa Kuasai Tanpa Kudeta, Belajar Lagi Sana

Menurut Teddy, apabila AHY tetap ingin mempertahankan jabatannya, maka sebaiknya melobi para pemilik suara agar jangan ada KLB. Ia juga menyebut bahwa KLB itu proses resmi dan bukan merupakan kudeta.

"Nah, jika elu mau tetap mempertahankan jabatan elu, maka elu harus lobi para pemilik suara agar jangan ada KLB. KLB itu adalah proses resmi, bukan kudeta. Elu takut gak dipilih, lalu merengek-rengek ke luar bahwa mau di kudeta? Laki-laki macam apa elu ini? @AgusYudhoyono," kata Teddy Gusnaidi.

Teddy Gusnaidi mengkritisi AHY, bahwa sebagai seorang laki-laki dan seorang politisi janganlah cengeng.

Baca Juga: Singgung Keanggotan Moeldoko di Demokrat, Christ Wamea: Habis Maling Bansos, Mau Maling Partai

Menurutnya, kekuasaan internal itu hal yang biasa lantaran, kata dia, mungkin para pemilik suara tidak puas dengan kinerja AHY.

Teddy juga menyebut bahwa AHY harus menghadapinya bukan malah merengek karena takut kehilangan posisinya.

Lebih lanjut Teddy Gusnaidi mengatakan bahwa apabila ada orang luar yang masuk untuk membuat para pemilik suara melengserkan AHY, maka Ketum Demokrat itu harus menguatkan pemilik suara sehingga menjadi solid.

Baca Juga: Rizal Ramli Sebut Sri Mulyani ‘Menkeu Terbalik’, Prastowo Yustinus: Apa Gak Capek Sebar Informasi Keliru?

"Anggaplah ada orang luar yg memberikan masukan agar pemilik suara melengserkan elu, ya itu hal yg wajar di politik, tinggal elu kuatkan pemilik suara, elu "main catur", sehingga mereka solid dukung elu. Kalau elu gak pandai menari, jangan lantai yg disalahkan. @AgusYudhoyono," ujarnya.

Teddy menilai bahwa partai bukanlah perusahaan keluarga dan pemilik suara di dalamnya bukanlah karyawan perusahaan. Oleh karena itu, kata dia, tidak bisa mereka semua mengikuti kemauan pemimpinnya.

"Ketika pemilik suara menilai lu gak sanggup memimpin Partai ya sudah, tapi jgn lu salahin org2 pemerintahan, itu pengecut namanya. @AgusYudhoyono," ujarnya.

Baca Juga: Kaget Namanya Dipolisikan Atas Dugaan Ujaran Kebencian, Jansen Sitindaon: Aku padahal Gak Twit Apa-apa!

Menurut Teddy, orang yang hendak mengambil alih posisi biasanya orang-orang yang terlihat memuja dan memuji, terlihat ngotot membela, atau yang selalu dekat. Tetapi, kenyataannya itu dilakukan untuk menjungkal.

Teddy juga menyebut, AHY bisa saja dibuat terlihat bodoh, disuruh melakukan hal-hal yang bisa membuat masyarakat dan pemilik suara muak.

Bahkan, kata dia, bisa saja, AHY disuruh buat pencitraan yang terkesan konyol, sehingga tidak mengurusi hal yang sebenarnya penting dan menguatkan.

Menurut Teddy Gusnaidi, AHY bisa saja dibuat semakin rapuh, menuduh siapa saja, sehingga nantinya bisa dijatuhkan siapa saja.

Baca Juga: Diduga Sindir AHY Soal Isu Kudeta Demokrat, Muannas Alaidid: Dulu Gagal Pilkada, Sekarang Gagal Pimpin Partai

"Gue tau lu anak kemarin sore di dunia politik, makanya gue ingetin elu dari dulu, kasian, elu gak ngerti apa2 tapi disuruh main catur, ya habislah elu. Lu bersihin internal elu, jadi diri lu sendiri, dan mulai baca AD/ART jalankan kewajiban elu, itu sudah cukup. @AgusYudhoyono," kata Teddy Gusnaidi.

Lebih lanjut Teddy menilai bahwa tidak ada yang mau merusak Demokrat. Menurutnya, Partai Demokrat bukanlah pihak yang perlu dikhawatirkan dalam perpolitikan.

"Gak ada yg mau merusak Demokrat, kalian bukan pihak yg perlu dikhawatirkan karena dlm percaturan politik kalian hanya jadi bahan tertawaan saja kalau mau jujur. Elu dikasih informasi salah agar elu menuding pemerintah. Ini sebenarnya utk mempermalukan elu saja. @AgusYudhoyono," ujarnya.

Baca Juga: Sindir Keras AHY Soal Kudeta Demokrat, Marzuki Alie: Sebaiknya Mundur daripada Fitnah, Masuk Neraka!

Teddy juga menyebut, AHY dibuat seperti orang yang bodoh lantaran ibaratkan semua orang sedang sibuk bekerja tapi AHY malah sibuk teriak bahwa yang lagi sibuk bekerja mau membunuhnya.

"Tentu orang2 heran, ini anak kenapa sih? Aneh.. nah itu yg terjadi sama elu sekarang, elu dibuat kayak org bodoh. @AgusYudhoyono," kata dia.

Terakhir, Teddy menyarankan agar AHY minta maaf kepada pemerintah dan segera panggil para pemilik suara untuk melakukan konsolidasi.

Baca Juga: Diisukan Jadi Cawapres Dampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024, Susi Pudjiastuti Japri Ini ke Penyebar Isu

"Saran gue minta maaf ke Pemerintah karena sudah melakukan hal konyol, elu segera panggil para pemilik suara utk konsolidasi & elu cek internal elu, karena masukan mrk membuat elu terlihat konyol dimata masyarakat & pemilik suara. Gue pikir cukup ya pelajaran hari ini. Tks," kata Teddy Gusnaidi mengakhiri utasnya.

***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Twitter @TeddyGusnaidi


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah