PR DEPOK - Intensif para nakes atau tenaga kesehatan rencananya akan dipangkas oleh Pemerintah, di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Adanya pemangkasan insentif nakes tersebut, memunculkan respon dan kritik dari banyak pihak. Salah satunya datang dari mantan komisaris PT Bukit Asam, Said Didu.
Said Didu dalam cuitannya di Twitter menyinggung gaji stafsus (staf khusus) Presiden milenial dan BPIP terkait insentif ini.
"Sementara gaji spt stafsus Presiden Milenial dan BPIP yang sepertinya tdk kerja apapun tetap utuh," ujar Said Didu pada akun Twitternya @msaid_didu, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Baca Juga: Gerakan 'Jateng di Rumah Saja' Pengamat Sebut Bisa Bantu Kurangi Mobilitas Warga
Sebelumnya, Said Didu melalui akun Twitternya tersebut juga meminta pemerintah agar tidak memotong intensif para nakes.
Ia pun menegaskan bahwa jika perlu ia meminta negara untuk menambahkan intensif tersebut.
"Saat perawatan adik saya almarhum yg wafat krn Covid-19, saya menjadi saksi bahwa pekerjaan Nakes menangani Covid-19 SANGAT BERAT dan SANGAT BERESIKO dan bekerja 24 jam dg ketelitian dan ketegangan sangat tinggi. Janganlah tega memotong insentif mereka-kalau perlu ditambah!!" tulis Said Didu di akun Twitter miliknya.
Sebelumnya, wacana pemotongan insentif nakes atau tenaga kesehatan ini diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin masih belum final.
Masih dipertimbangkannya masukan dari berbagai pihak yang menolak pemotongan insentif nakes tersebut.***