Padahal, kata Kwik Kian Gie, maksud dari pendapatnya itu semata-mata hanya untuk memberikan pilihan alternatif terbaik dari suatu masalah yang sedang terjadi.
Kwik Kian Gie pun menyebut era sekarang sangat berbeda dengan era Soeharto, dahulu dia diberikan kolom untuk bebas mengkritik siapa pun, namun tak sekalipun dapat masalah.
Pernyataan tersebut diungkapkan Kwik Kian Gie melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @kiangiekwik pada Sabtu, 6 Januari 2021.
Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yg berbeda dng maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis2an, masalah pribadi diodal-adil. Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik2 tajam. tidak sekalipun ada masalah— Kwik Kian Gie (@kiangiekwik) February 6, 2021
“Saya belum pernah setakut saat ini mengemukakan pendapat yg berbeda dng maksud baik memberikan alternatif. Langsung saja di-buzzer habis2an, masalah pribadi diodal-adil. Zaman Pak Harto saya diberi kolom sangat longgar oleh Kompas. Kritik2 tajam. tidak sekalipun ada masalah,” kata Kwik Kian Gie.
Kemudian, cuitan Kwik Kian Gie mendapatkan respons dari warganet maupun tokoh Indonesia, seperti mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti dan mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu.
“I m with Pak Kwik,” kata Susi Pudjiastuti.
Sementara itu, Said Didu mengaku sudah mendapat serangan buzzer terlebih dahulu, yakni sejak tahun 2012 hingga saat ini.
“Saya sdh mengalami sejak 2012 dan makin terasa sejak 2014 sampai sekarang,” ujar Said Didu.