PR DEPOK - Isu pengambilalihan jabatan Ketua Umum Partai Demokrat belakangan ini santer diperbincangkan publik.
Masalah yang menuai banyak perdebatan publik ini berujung pada pemberhentian tetap secara tidak hormat beberapa anggota partai Demokrat yang terlibat dalam dugaan Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD).
Salah satu yang mendapatkan sanksi pemberhentian tetap secara tidak hormat adalah mantan Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat sekaligus Ketua DPR RI periode 2009-2014 Marzuki Alie.
Marzuki Alie mendapatkan sanksi tersebut karena dinilai telah melakukan pelanggaran etika tindakan dan ucapan yang mengungkapkan secara terbuka di depan media massa dengan tujuan agar diketahui publik tentang kebencian dan permusuhan kepada Partai Demokrat, terkait dengan organisasi, kepemimpinan dan kepengurusan yang sah.
Menanggapi pemberhentian Marzuki Alie itu, Deputi Balitbang Partai Demokrat, Yan Amarullah Harahap mengucapkan kalimat perpisahan melalui akun Twitter pribadinya.
"Selamat berpisah Pak Marzuki Alie," kata Yan Harahap seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Twitter @YanHarahap.
Kemudian, atas kesalahan yang telah dibuat, Marzuki Alie diketahui disebut sebagai pengkhianat oleh partai Demokrat dan hal itu disampaikan pula oleh Yan Harahap.
Lebih lanjut, Yan Harahap menuturkan bahwa sebutan pengkhianat tersebut akan selalu melekat dalam ingatan para politisi partai Demokrat.
"Cap' Anda sebagai 'pengkhianat' tentu akan melekat selamanya di benak kami. Bye..adios..sayonara..!!!," ucapnya mengakhiri.
Seperti diketahui sebelumnya, kepala badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra menyatakan bahwa kesalahan yang dibuat oleh Marzuki Ali sudah mengganggu kewibawaan partai Demokrat.
Maka dari itu keputusan pemberhentian tetap secara tidak hormat diberlakukan kepapada Marzuki Alie.
"Tindakan yang bersangkutan telah mengganggu kehormatan dan integritas serta kewibawaan Partai Demokrat," kata Herzaky.
Selain itu, sanksi tersebut juga diberikan lantaran munculnya desakan yang kuat dari para pimpinan, pengurus hingga para kader di tingkat DPP, DPD, DPC dan organisasi sayap untuk memecat Marzuki Alie.
Mereka yang mendesak, lanjut Herzaky, merasa sangat marah atas tindakan Marzuki Alie dan terganggu dengan pernyataan terbukanya di media massa karena menghambat kerja politik mereka untuk memperjuangkan harapan rakyat.***