Saiful Mujani kemudian memberikan contoh partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang besar karena tokoh Wiranto di baliknya.
Menurutnya, Partai Demokrat bisa saja serupa dengan Hanura yang kini hilang di parlemen lantaran tak lagi dipimpin oleh Wiranto, yang tidak lain adalah pendiri partai tersebut.
"Akibatnya, 2024 Demokrat bisa menjadi seperti Hanura sekarang, yang hilang di parlemen setelah Wiranto tak lagi mimpin partai itu," ucapnya.
Maka dari itu, Saiful Mujani menuturkan bahwa hasil KLB kemarin yang memenangkan Moeldoko menggeser jabatan AHY itu sama halnya dengan membunuh partai Demokrat.
"Hasil akhir dari manuver KSP Moeldoko ini adalah membunuh PD. Demokrat mati di tangan seorang pejabat negara," ujar Saiful Mujani menambahkan.
Jika hal itu benar-benar terjadi, lanjut dia, maka backsliding democracy di Indonesia akan semakin curam.
Kejadian tersebut tampak begitu ironis menurutnya lantaran terjadi di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, yang Jokowi sendiri terpilih dari hasil demokrasi.
Baca Juga: Jika KLB Disahkan, Natalius Pigai: Moeldoko Berpotensi Singkirkan Mahfud MD sebagai Menkopolhukam
"backsliding demokrasi Indonesia makin dalam, dan ini terjadi di bawah Jokowi yang ironisnya ia justeru jadi presiden karena demokrasi," katanya.