PR DEPOK – Tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Umar Hasibuan atau biasa disapa Gus Umar kembali melontarkan kritiknya.
Kali ini, kritik tersebut Gus Umar layangkan pada Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut.
Melalui akun Twitter pribadinya @UmarChelseaHsb, Gus Umar menyayangkan Menag Gus Yaqut yang tidak menyerukan masyarakat umat Islam untuk melakukan shalawat tiap sebelum menunaikan salat wajib.
“Andai Menag serukan bersholawat di seluruh masjid di Indonesia tiap sebelum sholat 5 waktu,” kata Gus Umar pada Minggu, 11 April 2021 seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com.
Kemudian, Gus Umar pun lantas menyayangkan sikap Gus Yaqut yang terlalu sering mengurusi soal toleransi.
“Sayangnya Menag fokusnya ngurus toleransi terus,” kata pria yang aktif di media sosial itu.
Andai Menag serukan bersholawat diseluruh masjid di Indonesia tiap sebelum sholat 5 waktu. Sayangnya Menag fokusnya ngurus toleransi terus.— Gus Umar AlChelsea (@UmarChelseaHsb) April 11, 2021
Baca Juga: Akses E-form KUR BNI Prakerja untuk Ajukan Bantuan Rp10 Juta bagi Alumni Kartu Prakerja
Baca Juga: Diakui Sang Istri Sebagai Pengurus PP Muhammadiyah, Polisi Ungkap Identitas Asli Terduga Teroris FA
Selanjutnya, dalam cuitan yang berbeda, Gus Umar melontarkan pertanyaan menohok. Ia mempertanyakan, apakah penceramah atau pendakwah yang mengkritik kebijakan pemerintah selalu dinilai sebagai radikalis.
“Apakah penceramah baca pendakwah yg kritik kebijakan pemerintah akan selalu dianggap radikal?” ucapnya.
Apakah penceramah baca pendakwah yg kritik kebijakan pemerintah akan selalu dianggap radikal?— Gus Umar AlChelsea (@UmarChelseaHsb) April 11, 2021
Seperti diberitakan sebelumnya, baru-baru ini ramai diperbincangkan soal pembatalan kajian Ramadhan.
Pembicara Ketua Bidang Pengurus MUI Pusat, KH Cholil Nafis secara sepihak dibatalkan PT Pelni lantaran dianggap menganut paham radikalisme.
Kabar tersebut sontak menuai banyak kontroversi dari warganet karena telah menganggap para ustaz yang diundang sebagai orang yang radikal.
Setelah dibatalkan, muncul kabar bahwa panitia penyelenggara dicopot dari jabatannya karena dinilai terlibat dalam isu radikalisme.
Untuk diketahui, beberapa ustaz lain selain Cholil Nafis yang juga diundang adalah ustaz Syafiq Riza Basalamah, ustaz Subhan Bawazier, ustaz Rizal Yuliar Putrananda, dan ustaz Firanda Andirja.***