PR DEPOK - Sutradara film sekaligus komika ternama, Ernest Prakasa, menanggapi fenomena munculnya danau di Kupang, Nusa Tenggara Timur, usai wilayah tersebut dilanda badai.
Dalam cuitan yang diunggah di akun Twitter pribadinya @ernestprakasa, mengucap syukur atas kabar bahagia yang didengarnya dari NTT.
Ia lantas menyebut fenomena ini bagaikan pelangi yang muncul sehabis hujan, yang mana mata air berlimpah muncul di daerah Kupang yang gersang setelah wilayah tersebut dilanda badai.
"Puji Tuhan, ada pelangi sehabis hujan," ujar Ernest Prakasa, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan yang dibagikan pada Senin, 19 April 2021.
Diberitakan sebelumnya, fenomena unik baru saja terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur, yang mana danau seluas hampir dua hektar muncul hanya dalam waktu satu hari.
Peristiwa ini pun sontak membuat warga sekitar heboh lantaran tiba-tiba mendapatkan mata air yang begitu melimpah di tempat yang dulunya kering dan gersang.
Saking berlimpahnya air, warga kini tidak lagi kekurangan air karena bisa langsung dialirkan ke rumah-rumah mereka.
Menurut keterangan salah satu warga, Hendrik Lasa, danau baru ini terbentuk usai bencana alam badai siklon tropis yang melanda Nusa Tenggara Timur beberapa waktu lalu.
"Danau ini mulai terbentuk saat badai siklon tropis melanda daerah kini," ujar Hendrik menjelaskan.
Ia menuturkan, air semakin meluas sejak 5 April 2021 dan menggenani lahan pertanian warga.
“Pada Senin, 5 April 2021 pagi kami melihat air semakin meluas dan menggenangi seluruh lahan pertanian milik petani. Luasan genangan air semakin meluas," tuturnya lebih lanjut.
Akibatnya, lanjut Hendrik, seluruh tanaman palawija, kacang, jagung, buncis dan kelapa yang awalnya ditanam di lahan pertanian tersebut kini tenggelam karena kemunculan danau tersebut.
Menurutnya, ia yang telah puluhan tahun tinggal di daerah tersebut tidak pernah mengalami fenomena kemunculan danau seperti yang saat ini terjadi.
Sejumlah warga mengaku takjub dengan kejadian tersebut sekaligus khawatir akan semakin meluasnya danau.
Mereka takut danau yang kini sudah menenggelamkan lahan pertanian mereka, nantinya juga akan menenggelamkan area pemukiman.***