Tindakan atau sikap diam mereka yang akhirnya membuat para buzzer-buzzer dungu merajalela.
"Editorial-editorial media masih mengingatkan itu, tapi itu tidak ada gunanya kalau presiden sendiri diam juga, inikan jadi pembiaran, bangsa ini mengalami keretakan dan dibiarkan oleh kekuasaan," kata pria berusia 62 tahun.
Rocky Gerung kemudian meminta pihak istana jangan jadi penonton dalam persoalan ini, karena memiliki tanggung jawab sosial dalam merawat kebersamaan dan merayakan keberagaman.
"Istana sibuk terus dengan menghitung berapa anggaran untuk pindah ibu kota, berapa anggaran untuk undang investor, berapa anggaran untuk pergantian kementerian, itu aja yang dipikirkan," ucapnya mengkritik.***