Novel Baswedan Kompeten tapi Gagal Jawab Soal Toleransi, Shamsi Ali: Tes Keahlian Nomor Dua Setelah Ideologis

- 6 Mei 2021, 08:30 WIB
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief.
Akademisi Cross Culture Institute, Ali Syarief. /Instagram @alisyarief50

Systemnya seperti model dinegara komunis. Test competency atau keahlian/profesi adalah asesment  nomer dua, setelah ideologis. Novel Baswedan, track recorednya paling  atas dlm competency, tapi gagal soal menjelaskan kata Jihad, toleransi, qunut, dll. Ini arah jalan kealam kiamat,” katanya.

Sebelumnya, Novel Baswedan juga telah mendengar informasi perihal puluhan pegawai KPK, termasuk dirinya yang tidak lolos tes wawasan kebangsaan.

"Ya benar, saya dengar info tersebut," tuturnya seperti diberitakan sebelumnya.

Baca Juga: MK Tolak Permohonan Uji Formil UU KPK, BEM UI: Berita Duka, KPK Telah Meninggal Dunia!

Terkait hal tersebut, ia menganggap ada upaya menyingkirkan orang-orang berintegritas dari KPK.

"Upaya untuk menyingkirkan orang-orang yang berintegritas dari KPK adalah upaya lama yang terus dilakukan. Bila info tersebut benar, tentu saya terkejut karena baru kali ini upaya tersebut justru dilakukan oleh Pimpinan KPK sendiri," ujarnya.

Sementara itu, Ketua KPK Firli Bahuri menegaskan sampai saat ini tidak ada pemecatan bagi 75 pegawainya yang tidak memenuhi syarat dalam tes wawasan kebangsaan.

Baca Juga: BEM UI Sampaikan Berita Duka: KPK, Lembaga Antirasuah Kebanggaan Bangsa Telah Meninggal Dunia!

"Saya ingin katakan sampai hari ini KPK tidak pernah menegaskan dan menyampaikan ada proses pemecatan. KPK juga tidak pernah berbicara memberhentikan orang dengan tidak hormat, KPK juga tidak pernah berbicara tentang pegawai yang diberhentikan dengan hormat, tidak ada," katanya.

Lebih lanjut, Firli mengatakan lembaganya tunduk pada undang-undang sehingga sampai saat ini tidak berniat untuk memecat pegawai.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x