Klaim Pengkritik Kerap Diserang dan Difitnah Jika Kritik Jokowi, Rachland Nashidik: Apa Presiden Tak Malu?

- 10 Mei 2021, 20:58 WIB
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik.
Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik. /Rachland Nashidik

PR DEPOK - Politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik, menyoroti soal banyaknya pengkritik Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang menurutnya kerap diserang ketika menyampaikan kritik bagi orang nomor satu RI itu.

Ia dibuat penasaran dengan respons Jokowi terkait para pengkritik yang diserang dan difitnah ketika menyampaikan kritik bagi dirinya.

"Apa Presiden @jokowi tak malu? Tiap kali kebijakannya dikritik, pengeritiknya diserang bahkan dengan tanpa sungkan menebar fitnah?" ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan di akun Twitter pribadinya @RachlanNashidik.

Baca Juga: Ucapkan Belasungkawa Ustaz Tengku Zul Meninggal, Yusril Ihza: Rasanya Terlalu Cepat Sahabat Saya Pergi

Tak hanya difitnah, katanya melanjutkan, bahkan fitnahan terhadap para pengkritik Jokowi ini juga disebarluaskan di media sosial hingga ke nomor pribadi keluarga.

"Disebar ke semua platform medsos bahkan sampai ke  nomor pribadi keluarga. Entah bagaimana pula bisa tahu nomor pribadi yang cuma keluarga yang tahu," tutur Rachland Nashidik menambahkan.

Cuitan Rachland Nashidik.
Cuitan Rachland Nashidik. Tangkap layar Twitter @RachlanNashidik

Untuk diketahui, publik tak lagi asing dengan istilah buzzer atau akun-akun yang kabarnya sengaja dibayar untuk menangkal kritik dari pihak-pihak yang beroposisi kepada pemerintah.

Baca Juga: Berduka Tengku Zul Meninggal Dunia, Ferdinand Ingatkan Publik: Masih Tetap Tak Percaya Covid-19? Sadarlah!

Para buzzer ini kabarnya diberikan tugas untuk membela setiap kebijakan pemerintah ketika mendapatkan kritik dari pihak-pihak tertentu.

Belum lama ini, para buzzer ini kabarnya juga turut meramaikan isu radikalisme dan keberadaan kelompok yang disebut Taliban di KPK.

Menurut mantan Pimpinan KPK, Busyro Muqoddas, isu taliban dan radikalisme ini tidak pernah ada di KPK.

Baca Juga: Raih Kesuksesan Lewat Ikatan Cinta, Kakak Amanda Manopo Ungkap Pembangunan Rumah Sang Adik di Jakarta Selatan

Ia pun menyangkal bahwa 75 pegawai yang tidak lulus tes wawasan kebangsaan atau TWK terlibat radikalisme atau merupakan kelompok taliban.

"Saya ingin menyampaikan menurut berita-berita yang bisa kita baca dari media, dari 75 pegawai yang dinyatakan tidak lulus itu ada delapan pegawai KPK yang itu beragama Nasrani dan beragama Buddha," ujarnya.

Busyro Muqoddas lantas menegaskan bahwa isu taliban dan radikalisme di KPK itu hanyalah permainan buzzer saja.

Baca Juga: Tampil Mewah dan Anggun, Luna Maya Kenakan Gelang Hermes dengan Harga Fantastis

"Isu Taliban sama sekali tidak pernah ada. Justru isu itu membuktikan adanya radikalisme politik. Radikalisme yang dilakukan oleh imperium-imperium buzzer yang selalu mengotori perjalanan nilai-nilai keutamaan bangsa," tuturnya melanjutkan.***

Editor: Annisa.Fauziah

Sumber: Twitter @RachlanNashidik


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x