Network
PR DEPOK – Persoalan terkait Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang diperuntukkan bagi calon pegawai KPK yang akan beralih status menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) hingga saat ini masih menjadi sorotan publik.
Banyak tokoh publik yang ikut menyoroti persoalan yang terjadi di dalam tubuh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Meski sudah resmi dilantik pada 1 Juni 2021 lalu, komentar terus berdatangan baik muatannya positif maupun negatif.
Baca Juga: Mau Beli Rumah? Ini Syarat Daftar KPR Subsidi FLPP 2021 Bagi Millenial
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari cuitan akun twitter @FerdinandHaean3 pada 3 Juni 2021 Ferdinand Hutahaean mengomentari terkait Tes Wawasan Kebangsaan (TWK).
Eks Politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyebut bahwa Tes Wawasan Kebangsaan adalah soal wawasan kebangsaan yang harus menempatkan bangsa di atas segalanya.
“Tes Wawasan Kebangsaan itu soal wawasan kebangsaan yang harus menempatkan bangsa diatas segalanya,” ujar Ferdinand Hutahaean.
Menurut Ferdinand Hutahaean, Tes Wawasan Kebangsaan bukanlah tes menyoal pemahaman keagamaan dan keimanan.
Baca Juga: Sinopsis The Divergent Series: Insurgent, Kembalinya Para Divergent Membongkar Kejahatan Pemerintah
“Ini bukan tes tentang keimanan atau ketuhanan,” jelas Ferdinand Hutahaean.
Ferdinand Hutahaean menuturkan bahwa Tes Wawasan Kebangsaan juga dapat menguji karakter seseorang terhadap bangsanya.
“Tapi menguji karakter seseorang terhadap bangsanya,” kata Ferdinand Hutahaean.
Ferdinan Hutahaean juga menyebut, selain pengujian terhadap karakter kebangsaan, Tes Wawasan Kebangsaan juga menguji terhadap pemahaman ideologi serta hukum-hukum negara yang berlaku.
Baca Juga: Ikatan Cinta Hari Ini, 3 Juni 2021: Elsa Cemas, Aldebaran Minta Mang Dadang jadi Saksi?
“Dan Ideologi serta hukum-hukum negara yang berlaku,” ungkap Ferdinand Hutahaean.
Lebih lanjut, Ferdinand Hutahaean menuturkan bahwa persolan Tes Wawasan Kebangsaan harus bisa menempatkan diri, tidak menjawab persoalan tentang Tuhan jika yang ditanyakan adalah perihal sikap seseorang dengan bangsanya.
“Jadi jangan menjawab tentang Tuhan jika yang ditanya sikapmu tentang bangsamu,” pungkas Ferdinand Hutahaean.***
