Sekadar informasi, hal itu dipaparkan saat berdialog intensif dengan para tokoh agama, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
"Saya juga menyambut baik ya, bahkan MUI melakukan workshop dengan mengundang semua pakar itu adalah hal yang maju ya," tuturnya dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari situs resmi DPR RI.
"Tapi kemudian ada masalah kriminologi di mana sejauh ini mereka mengusulkan terminologi 'kejahatan' itu yang perlau kita bahas di ruang sidang," kata dia melanjutkan.
Oleh sebab itu, Willy Aditya menekankan adanya upaya dialog dalam setiap tahapan pembahasan RUU PKS ini.
"Saya selalu mengedepankan dialog, kita tidak bisa menang-menangan sendiri dalam hal ini. Yang selalu menjadi bridging utama dalam keputusan itu adalah dialog," ucapnya.
Hal tersebut, kata dia, dalam rangka mengutamakan kesepakatan bersama yaitu mendorong adanya harkat, martabat, dan marwah perempuan dapat dilindungi.
"Nah, bagaimana caranya kita berdialog bareng-bareng. Jadi, perbedaan pandangan itu tidak saling berkelahi, tapi saling meluruskan. Kan begitu,” ujar dia lagi.***