Terungkap Alasan Kebocoran Data eHAC, Ahli Sebut Kemenkes Lambat Melakukan Penanganan

- 2 September 2021, 11:55 WIB
Ilustrasi database.
Ilustrasi database. /Christina Morillo/Pexels

Baca Juga: Wanita di Belgia Dilarang Berkunjung ke Kebun Binatang karena Miliki Kedekatan dengan Seekor Simpanse Jantan

Sejauh ini, Kemenkes menyebutkan bahwa aplikasi eHAC yang diduga mengalami kebocoran data berbeda dengan eHAC yang saat ini dipakai di aplikasi PeduliLindungi.

Memang benar aplikasi eHAC yang lama sudah tidak dipakai per 2 Juli 2021.

Akan tetapi, menurut Pratama, kebocoran data ini tetap disayangkan karena ada 1,3 juta data pribadi masyarakat yang terekspos.

Adapun alasan dugaan kebocoran data tersebut terjadi karena pembuat aplikasi menggunakan database Elasticsearch (mesin pencari berdasarkan perpustakaan Lucene) yang konon tidak memiliki tingkat keamanan yang rumit sehingga mudah dan rawan diretas.

Baca Juga: Gagal Mendapatkan Kieran Trippier, Ole Gunnar Solskjaer Blokir Jalan Keluar Diogo Dalot

Maka dari itu, database ini telah dinonaktifkan oleh BSSN sejak 24 Agustus 2021.

Lebih lanjut, Pratama menilai bahwa kebocoran data ini berpotensi meningkatkan ketidakpercayaan terhadap penanggulangan Covid-19 dan usaha vaksinasi.

Terlebih saat ini vaksinasi menjadikan aplikasi PeduliLindungi sebagai ujung tombak.

Terkait dugaan kebocoran data tersebut, Kemenkes sudah berkoordinasi dengan beberapa pihak, seperti Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), BSSN, dan Direktorat Tindak Pidana Bareskrim Polri guna memastikan tidak ada kebocoran data.

Halaman:

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x