“Di aspek ekonomi, beberapa manfaat langsung adalah peningkatan konsumsi domestik yang diperkirakan bisa mencapai Rp1,7 triliun, penambahan PDB hingga Rp7,47 triliun, dan pelibatan tenaga kerja sekitar 33.000 orang di berbagai sektor,” ujar Airlangga.
Sedangkan, dari aspek pembangunan sosial, Indonesia berpeluang untuk mendorong topik terkait dengan produksi dan distribusi vaksin.
Terkait terpilihnya Indonesia sebagai Presidensi G20 pada 2022, Airlangga Hartarto mengemukakan bahwa Presiden Joko Widodo akan menghadiri penutupan G20 di Roma pada 30-31 Oktober 2021.
Di Roma, Joko Widodo akan menerima secara resmi penyerahan tongkat estafet Presidensi G20 dari PM Italia kepada Indonesia.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 21 Telah Dibuka, Segera Akses Link www.prakerja.go.id
Menurut Airlangga, Presidensi G20 Indonesia akan dimulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022.
Sebagai informasi, kelompok G20 adalah forum antarpemerintah yang terdiri dari 19 negara dan Uni Eropa (UE).
G20 didirikan pada 1999 sebagai tanggapan atas beberapa krisis ekonomi dunia.
Sejak 2008, kelompok G20 menyelenggarakan pertemuan setahun sekali, dengan pertemuan puncak yang melibatkan kepala pemerintahan atau negara anggota, menteri keuangan, menteri luar negeri, dan pejabat tinggi lainnya.