Adapun ayah dari korban yang berinisial C menuturkan bahwasanya sebagai orang tua berharap agar kampus Unsri dan kepolisian tegas menjatuhkan hukuman terhadap oknum tersebut.
Dia mengaku tidak menginginkan kasus pelecehan seksual terulang dan menimpa ke mahasiswa lainnya. Pasalnya, korban juga mengalami intimidasi dan dicoret dari daftar yudisium.
“Harus ditindak tegas (pelaku), saya percaya pada mereka (tim etik dan kepolisian). Sehingga anak-anak kami dan rekan-rekannya yang lain tidak mendapatkan intimidasi, seperti kejadian kemarin (sempat dicoret dari yudisium),” ujarnya.
Pertemuan antara mahasiswi korban pelecehan seksual oleh oknum dosen inisial R dengan tim etik dilaksanakan secara tertutup.
Di lokasi sekitar luar gedung dijaga aparat satuan pengamanan kampus Unsri dan terdapat aktivis BEM Fakultas Ekonomi yang melakukan orasi dengan tuntutan agar kampus profesional menangani kasus ini.
Tak hanya itu, mereka juga menyampaikan agar oknum dosen inisial R yang diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap mahasiswi agar diberi hukuman tegas.
Sementara, harapannya, para korban diberikan penjaminan dalam hal keamanan akademiknya.
Berdasarkan informasi dari kepolisian, korban pelecehan seksual oleh dosen di Unsri ini bertambah menjadi empat orang.