Baca Juga: Bocah 4 Tahun di India Tewas di Dekat TPS setelah Dikeroyok Babi Hutan
Sejarah Angkutan Umum
Moda transportasi menggunakan angkutan umum menjadi pilihan masyarakat baik untuk bekerja, mobilitas antarwilayah, hingga keperluan logistik.
Angkutan umum di Jabodetabek misalnya, menjadi vital untuk mendukung denyut nadi perekonomian masyarakat mulai dari Transjakarta, commuter line, LRT, MRT, angkutan kota (angkot), hingga bajaj.
Di Indonesia, angkutan umum juga memiliki museumnya sendiri yaitu museum angkut namanya di Malang, Jawa Timur. Replikanya juga ada DI Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang dikenalkan sebagai wadah edukasi transportasi umum.
Di sejumlah wilayah, terdapat moda transportasi penting untuk mengangkut para penumpang yang juga menjadi BUMN di bidang transportasi darat yaitu DAMRI.
Baca Juga: Buaya Besar Mengamuk di Halaman Rumah Warga Saat Lockdown Akibat Virus Corona
Dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com dari situs resmi DAMRI, transportasi umum di Indonesia sebenarnya sudah ada sejak zaman penjajahan Jepang tahun 1943 ditandai dengan dua usaha angkutan yaitu Jawa Unyu Zigyosha dan Zidosha Sokyoku.
Jawa Unyu Zigyosha merupakan angkutan umum yang khusus pada keperluan logistik berupa truk, gerobak, atau cikar. Sedangkan Zidosha Sokyoku berupa layanan angkutan umum penumpang dengan kendaraan bermotor dan bus.
Setelah Indonesia merdeka, kedua perusahaan Jepang tersebut diakuisisi di bawah naungan Departemen Perhubungan RI di mana masing-masing menjadi "Djawatan Pengangkoetan" dan "Djawatan Angkutan Darat".