Sedangkan sang ibu tidak berasal dari keturunan bangsawan melainkan hanya rakyat biasa yakni anak seorang kiai atau guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayah Kartini dulu menjabat sebagai seorang Wedana atau sekarang dikenal dengan Pembantu Bupati di Mayong.
Karena peraturan kolonial Belanda mengharuskan bupati menikah dengan bangsawan, ayah Kartini meminang seorang wanita bernama Raden Adjeng Woerjan yang merupakan seorang bangsawan keturunan langsung dari Raja Madura.
Baca Juga: Login cekbansos.kemensos.go.id, Ada BLT Rp900.000 Cair Tanggal Ini untuk Penerima BPNT
Setelah itu, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat pun diangkat menjadi bupati Jepara.
Kartini kecil menempuh pendidikan di ELS (Europese Lagere School). Namun dia hanya bersekolah sampai 12 tahun.
Hal itu lantaran ada budaya dimana anak kecil perempuan yang sudah berusia 12 tahun harus tinggal di rumah untuk 'dipingit.'
Namun berawal dari situlah perjuangan hidup Kartini mengangkat derajat wanita dimulai.
Baca Juga: Punya e-KTP dan Usaha? Segera Daftar BPUM 2022 BLT UMKM untuk dapat Rp600 Ribu
Selama tinggal di rumah, Kartini belajar sendiri dan mulai menulis surat-surat kepada teman korespondensinya yang kebanyakan berasal dari Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon.