"Bingung, kasihan orang yang ekonominya menengah ke bawah jika plastik dilarang," kata Selly, dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI.
Meski ia mengaku ketika berbelanja kerap membawa tas ransel sendiri tetapi terkadang Shelly juga tidak membawa tas tersebut hingga terpaksa menggunakan kantong plastik.
"Saya keberatan kantong plastik dilarang. Kasihan orang yang menengah ke bawah," ucapnya.
Selly pun memberikan contoh yakni pedagang Cendol. Jika pedagang itu harus menggunakan cup (gelas), tentu itu dirasa merepotkan dan harganya pun lebih mahal ketimbang plastik.
Baca Juga: Arkeolog Polandia Temukan Kerangka Manusia 200 Tahun, Diduga Dikubur dengan Cara Tidak Biasa
Tanggapan lain pun datang dari pedagang cilok bernama Mustofa dengan mengatakan bahwa dirinya merasa keberatan dengan larangan tersebut.
Lebih lanjut, Mustofa pun secara terang-terangan akan terus menggunakan plastik ketika dirinya berjualan meski ada larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai.
Tidak jauh berbeda, Hendra seorang pedagang es cendol yang kerap berjualan di depan Pasar Rawa Mangun ketika ditanya tanggapan mengenai larangan penggunaan kantong plastik, dirinya hanya diam tanpa bisa menjawab apa-apa.
"Waduh, jadi saya pakai apa dong?," ucap Hendra.***