Sapardi Djoko Damono Jadi Google Doodle Hari Ini, Berikut Sosok Sang Pujangga

- 20 Maret 2023, 11:56 WIB
Simak sosok Sapardi Djoko Damono yang menjadi Google Doodle hari ini, pujangga yang merevolusi puisi liris di Indonesia.
Simak sosok Sapardi Djoko Damono yang menjadi Google Doodle hari ini, pujangga yang merevolusi puisi liris di Indonesia. /Tangkapan layar Google /

PR DEPOK – Google Doodle hari ini memperingati hari lahir Sapardi Djoko Damono.

Gambar Sapardi Djoko Damono tampil di halaman depan Google dengan desain Doodle yang spesial.

Google Doodle menampilkan sosok Sapardi Djoko Damono untuk merayakan ulang tahun ke-82 penyair yang merevolusi puisi liris di Indonesia tersebut.

Lantas, siapa Sapardi Djoko Damono? Berikut ini sosoknya seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Google Doodle.

Baca Juga: Inilah Kategori Penerima PKH 2023 Tahap 1 yang Cair Bulan Maret, Simak Cara Pengecekannya Di Sini

Sapardi Djoko Damono lahir pada 20 Maret 1940 di Solo, Jawa Tengah.

Ia menghabiskan masa kecilnya dengan banyak membaca buku di perpustakaan dan mulai menulis puisi saat bersekolah di SMA Surakarta.

Setelah mendapatkan gelar bahasa Inggris dari Universitas Gajah Mada, sang pujangga belajar sastra Indonesia di tingkat pascasarjana.

Baca Juga: Penting! Ini Hal yang Tak Boleh Dilakukan Agar Lolos Kartu Prakerja Gelombang 50 dan Dapat Insentif Rp4,2 Juta

Sapardi Djoko Damono mulai serius menekuni dunia puisi saat bekerja sebagai penyiar radio dan asisten teater.

Pada tahun 1969, Damono merilis kumpulan puisi pertamanya, dukaMu abadi.

Saat sebagian besar penyair Indonesia berfokus pada refleksi dan gagasan masyarakat, terobosan Damono justru mencerminkan kondisi manusia.

Baca Juga: Bansos PKH dan BPNT 2023 Belum Cair Padahal Berhak? Segera Lapor di Sini untuk Pengaduan

Lantaran kesuksesan buku tersebut, Sapardi Djoko Damono diangkat sebagai guru besar sastra di Universitas Indonesia.

Setelah itu, Sapardi Djoko Damono menulis tiga kumpulan puisi lagi dengan gayanya yang lugas dan introspektif sebelum.

Atas karya puisinya, Sapardi Djoko Damono menerima Penghargaan Penulisan Puisi Asia Tenggara yang disponsori ASEAN pada tahun 1986.

Baca Juga: BPNT Bulan Maret Dananya Cair Berapa? Cek Nama Penerima Bansos di situs cekbansos.kemensos.go.id

Berniat untuk mempromosikan bentuk seni di seluruh negeri, ia mendirikan Perhimpunan Cendekiawan Sastra Indonesia dan menjabat sebagai ketua untuk tiga periode berturut-turut.

Selain menulis puisi, Sapardi Djoko Damono juga menerjemahkan karya sastra dari seluruh dunia ke dalam bahasa Indonesia, dengan salah satu terjemahannya yang paling terkenal adalah The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway.

Tidak sampai di situ, pada tahun 1994, ia menerbitkan Hujan Bulan Juni, kumpulan beberapa puisi terbesarnya. Karya ini menginspirasi beberapa musisi untuk membuat komposisi dengan tema serupa.

Baca Juga: PKH Kembali Cair Hari Ini, Temukan Penerima Manfaat secara Online di cekbansos.kemensos.go.id

Universitas Indonesia memilih Damono sebagai dekan fakultas dan mengadakan resital puisi pada tahun 2010 untuk merayakan karya hidupnya.

Kemudian dalam karirnya, Sapardi Djoko Damono mendapatkan penghargaan bergengsi termasuk Penghargaan Achmad Bakrie untuk Sastra pada tahun 2003 dan Penghargaan Akademi Jakarta pada tahun 2012.

Saat ini, puisinya masih dibaca di seluruh dunia sebagai ode untuk generasi penulis berikutnya.***

Editor: Linda Agnesia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x