25 Tahun Reformasi Nasional, Pakar Ungkap Hal yang Harus Dituntaskan

- 29 Mei 2023, 13:55 WIB
ILUSTRASI - Pakar buka suara soal 25 tahun reformasi nasional, sebut beberapa hal yang harus dituntaskan pada era ini.
ILUSTRASI - Pakar buka suara soal 25 tahun reformasi nasional, sebut beberapa hal yang harus dituntaskan pada era ini. /Ilustrasi : Pixabay

PR DEPOK - Dr. Taufan Hunneman, eksponen 98 km Jayabaya dan Dosen UIC menulis bahwa tahun ini, bulan Mei dedikasikan khusus untuk peringatan Reformasi Nasional.

Dalam kolomnya di Antara News yang dikutip PikiranRakyat-Depok.com, ia menyebut bahwa tahun ini merupakan ke-25 tahun reformasi nasional, bertepatan pada 21 Mei 2023 ini menandai terjadinya peristiwa lengser nya orde baru.

Hal itu sekaligus mengingatkan seluruh elemen masyarakat di Tanah Air tentang sejauh cita cita reformasi itu berhasil diwujudkan di bumi Pertiwi ini.

Seiring berjalannya waktu tak terasa, reformasi telah berjalan selama 25 tahun yang ditandai sejak runtuhnya rezim orde Baru oleh mahasiswa dan segenap rakyat Indonesia pada 12 Mei 1998.

Baca Juga: Cara Cek Nama Penerima KJP Plus Mei 2023 Online Pakai NIK KTP di Link kjp.jakarta.go.id

Tragedi terjadi ketika tertembaknya 4 mahasiswa Universitas Trisakti saat berdemonstrasi menuntut presiden Soeharto melepaskan jabatannya pada saat itu.

Penembakan tersebut mengakibatkan empat mahasiswa Trisakti yang tewas sehingga meninggal dunia, di antaranya terdiri dari Elang Mulia Lesmana (20), Heri Hertanto (21), Hafidin Royan (21), dan Hendriawan Sie (23). Mereka tertembak secara sengaja dengan turut tajam di dalam kampus.

Peristiwa ini dikenal dengan Tragedi Trisakti yang menjadi titik balik gerakan reformasi di Tanah Air.

Selain itu, ia juga berpendapat bahwa pemerataan ekonomi, terbukanya informasi, kebebasan, berserikat, berkumpul, dan berpendapat maupun kepastian hukum menjadi harapan segelintir orang yang sangat diidam-idamkan masyarakat di era Reformasi bahkan hingga saat ini.

Baca Juga: Cari Kursus Bahasa Inggris di Jakarta? Ini Tips-tipsnya

Sejarah Singkat Kericuhan

Mulanya kegiatan berupa mimbar bebas tersebut berjalan aman dan lancar. Namun situasi kemudian memanas ketika aparat keamanan menghadang pergerakan mahasiswa yang melakukan long march ke gedung MPR dan DPR.

Kegagalan negosiasi dengan aparat keamanan, aparat keamanan melarang para mahasiswa dengan alasan akan menimbulkan kemacetan lalu lintas. Sejumlah mahasiswa sempat sangat kecewa dan melakukan negosiasi kembali. Hasilnya disepakati bersama, mahasiswa dan aparat keamanan sama-sama harus mundur. Setelah dibujuk oleh aparat keamanan mahasiswa pun ikut mundur walaupun awalnya mereka enggan.

Ketika mahasiswa mundur selangkah atau beberapa langkah, tiba-tiba ada seorang oknum yang berteriak mancing masak hingga memicu terjadinya gesekan antara aparat keamanan dan mahasiswa. Puncak dari kericuhan ini dimulai oleh aparat yang menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah massa demonstran. Kemudian mahasiswa panik dan tercerai-berai berlindung di dalam Kampus Trisakti.

Baca Juga: 7 Tempat Soto Legendaris di Sekitar Malioboro Yogayakarta, Cocok Untuk Menu Sarapan

Telah terjadi tembakan berentet itu mengakibatkan korban jiwa, luka-luka maupun meninggal dunia. Total meninggal dunia di dalam kampus berjumlah 3 orang dan satu lainnya di rumah sakit. Sedangkan beberapa mahasiswa dalam kondisi kritis, sementara korban luka-luka ada 15 orang dan memberikan perawatan intensif di rumah sakit.

Alasan rakyat marah karna kematian keempat Mahasiswa Trisakti. Buntutnya terjadi kerusuhan masa di sejumlah kota besar di Indonesia seperti Jakarta Tangerang Bekasi Solo Medan dan Makassar.

Mahasiswa pun terus berkosolidasi dan menduduki gedung DPR sehingga akhirnya Soeharto menyatakan lengser.

Baca Juga: Soal Isu Perlakuan Khusus Terhadap Mario Dandy, Kapolda Metro Jaya: Tidak Ada, Kami Terapkan Pasal Memberatkan

Hal yang perlu dituntaskan

Salah satu agenda reformasi yakni pemberantasan korupsi kolusi dan nepotisme masih terus diperjuangkan sampai saat ini agar tuntas. Perilaku anti korupsi harus terus ditradisikan agar tidak menjadi momok yang menakutkan di era reformasi dan terbangun generasi yang bermental sehat.

Upaya pelemahan terhadap lembaga KPK juga tidak boleh terjadi kasus Cicak vs Buaya, kriminalisasi pimpinan KPK sehingga revisi UU KPK yang dituding melemahkan lembaga antirasuah itu perlu lagi terjadi dan menjadi pelajaran besar bagi bangsa ini.

Menjadi catatan dan perhatian di era reformasi ini adalah urgensi disahkannya RUU perampasan aset.

Baca Juga: KJP Plus Cair 30 Mei 2023? Cek Segera Namamu di kjp.jakarta.go.id

Toleransi Beragama

Hal lain yang menjadi PR besar pada 25 tahun reformasi ini, tulis Dr. Taufan Hunneman, adalah meningkatkan tradisi toleransi beragama di Indonesia.

Keberagaman etnis suku budaya dan agama di Indonesia sejatinya menjadi kekayaan yang tidak ternilai bagi bangsa ini.

Namun di era reformasi ini, Dr. Taufan Hunneman menyebut pentingnya kewaspadaan ketika ada intoleran tumbuhnya kelompok-kelompok intoleran yang berupaya menghapus keberagaman tersebut.

Baca Juga: Bansos PKH dan BPNT Juni 2023: Jadwal Pencairan, Nominal Dana, dan Cara Cairkan Bantuan Lewat Kantor Pos

Tidak lupa hal mengenai peristiwa berdarah di Cikeusik, Pandeglang Banten pada Februari 2011 yang menimpa jemaat Ahmadiyah. Tak hanya di Cikeusik, kekerasan terhadap penganut Ahmadiyah juga terjadi di sejumlah daerah seperti Lombok Sukabumi hingga Depok.

Belum lagi pengusiran dan penyerangan terhadap penganut Islam Syiah di kabupaten Sampang Madura pada bulan Agustus 2012.

Sebagai gambaran pada 2019, LSM setara institusi menyatakan, ada 202 kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan selama 2018.

Jika ditelusuri lebih mendalam selama era reformasi maka jumlahnya bisa membengkak akan bisa mencapai ribuan kasus.

Baca Juga: 2 Hari Lagi Akan Tayang Di Bioskop, Ini 3 Hal Penting Sebelum Nonton Spider-Man: Across The Spider Verse

Setelah terjadi peristiwa tersebut, ia menulis, seharusnya perlu menjadi catatan hitam bagi bangsa dan seluruh elemen masyarakat di Indonesia agar menyelamatkan reformasi Indonesia dari keterpurukan dan hilangnya semangat.

Menurut pendapat dia, diperlukan upaya konkret dari segenap komponen masyarakat agar bisa mewujudkan reformasi yang ideal, seperti harapan dan cita-cita pada tahun 98, cita-cita tersebut ialah terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. ***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah