Kurangi Intensitas Bicara dan Diam Direkomendasikan Ahli Usai Terbukti Efektif Tekan Risiko Covid-19

- 9 September 2020, 14:46 WIB
SEORANG pria yang kenakan masker sedang berbicara melalui telepon genggamnya di depan layar yang memperlihatkan indeks Nikkei di luar pialan di Tokyo.*
SEORANG pria yang kenakan masker sedang berbicara melalui telepon genggamnya di depan layar yang memperlihatkan indeks Nikkei di luar pialan di Tokyo.* /Reuters / Athit Perawongmetha/

PR DEPOK – Studi mengungkapkan, berbicara pelan dapat mengurangi risiko penyebaran Covid-19.

Berbicara pelan atau bahkan diam dianjurkan oleh para ahli kesehatan terkait upaya menurunkan risiko penyebaran virus corona.

Seperti diketahui, virus corona menyebar melalui percikan atau droplet yang keluar dari mulut atau hidung.

Percikan ini keluar saat kita berbicara, batuk, atau bersin, kemudian jatuh ke permukaan terdekat bahkan bisa melayang di udara sebelum akhirnya terhirup oleh orang lain.

Salah satu upaya untuk mencegah droplet agar tidak terhirup oleh orang lain yakni dengan memakai masker.

Baca Juga: Sebut Kelompok Radikal Tumbuh Berkembang di Era SBY, Boni Hargens: di Masa Jokowi Mereka Tak Happy!

Upaya tersebut dapat dimaksimalkan dengan mengurangi intensitas berbicara dan menurunkan volume bicara.

Rekomendasi para ahli ini didasarkan pada sebuah penelitian yang dilakukan bulan Juni dan dipublikasikan oleh Prosiding National Academies of Sciences.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa orang yang berbicara keras cenderung lebih banyak mengeluarkan droplet dibandingkan orang yang berbicara pelan.

Droplet inilah yang kemudian dikhawatirkan berpotensi mengandung Covid-19.

“Orang-orang perlu memahami virus ini ada di udara, dan mereka menghembuskan virus 10 kali lebih banyak ketika mereka berteriak atau berbicara dengan keras,” tutur spesialis penyakit menular di University of Colorado, Jose L. Jimenez, PhD dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Antara.

Baca Juga: Usai Mengikrarkan Janji Suci, Pria Ini Sibuk Buka Laptop dan Mulai Pertandingan Football Manager

Lebih lanjut Jiminez mengungkapkan bahwa, tidak banyak berbicara membuat seseorang 98 persen lebih kecil kemungkinan untuk mengeluarkan droplet di udara, dibandingkan mereka yang berbicara dengan volume keras.

Sementara itu, jika seseorang berbicara dengan pelan atau berbisik, kemungkinan untuk menyebarkan droplet 80 persen lebih rendah.

Dokter spesialis penyakit menular itu pun menambahkan bahwa mungkin pandemi akan berakhir jika masyarakat jarang berbicara.

“Yang benar adalah jika semua berhenti berbicara selama satu atau dua bulan, pandemi mungkin akan pergi,” tutur Jiminez.

Sementara itu, menurut Jiminez, efektivitas dari mengurangi volume dan intensitas bicara dalam mencegah penyebaran Covid-19 sama besarnya dengan menggunakan masker.

Baca Juga: Kabar Duka, Tokoh Pers Senior Indonesia Jakob Oetama Meninggal Dunia

Oleh karena itu, Jiminez mengingatkan agar ketika masyarakat mengobrol, makan malam atau berinteraksi dengan siapapun di luar ruangan, jangan terlalu banyak berbicara.

Hal ini akan membantu menjaga orang-orang yang berinteraksi agar tidak terpapar Covid-19.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x