Buntut Pengeroyokan TNI di Bukittinggi Pengendara Moge Disebut Arogan, Klub HDCI Angkat Bicara

- 4 November 2020, 07:15 WIB
Ilustrasi pengendara motor gede (moge).
Ilustrasi pengendara motor gede (moge). /Pixabay/AlbartX./

PR DEPOK - Baru-baru ini insiden pengeroyokan anggota motor gede (moge) pada prajurit TNI terjadi. Peristiwa itu cukup menyita perhatian banyak pihak.

Anggota Komisi I DPR Mayjen TNI (purn) TB Hasanuddin adalah salah satu yang ikut memberi tanggapan terkait kasus tersebut.

TB Hasanuddin mengapresiasi tindakan cepat pihak kepolisian yang sudah berhasil menahan beberapa orang tersangka pemukulan dua anggota TNI di Polres Bukittinggi.

Baca Juga: Anies Baswedan Resmi Naikan UMP DKI Jakarta, Ferdinand Hutahaean: Ini Namanya Politik Abu-Abu

Saat ini pelaku yang merupakan anggota klub moge Harley Owners Group (HOG) harus berada di sel tahanan karena telah bersikap arogan di jalan raya ketika melakukan konvoi.

"Arogan itu sifat yang tidak terpuji, apalagi di jalan raya. Siapapun yang melakukan pemukulan atau tindakan kekerasan adalah tindak pidana yang wajib diproses secara hukum," kata TB Hasanuddin pada wartawan pada Senin, 2 November 2020.

Dia juga mengingatkan agar kelompok moge ini tetap mengedepankan sikap sopan santun di jalan serta memperhatikan kepentingan umum.

Hal tersebut diutarakan dia lantaran jalan raya adalah milik publik dan digunakan demi kepentingan publik.

Baca Juga: Asal Ada Saksi dan Alat Bukti, Polisi Janji Tak Tutupi Kasus Pengeroyokan Pengendara Moge kepada TNI

Kemudian, pernyataan tersebut ditanggapi oleh Perwakilan komunitas moge di dalam negeri, Harley-Davidson Club Indonesia (HDCI) Ipung Purnomo.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari RRI, Ipung mengatakan budaya negatif seperti sifat arogan pengendara moge dinilai sudah meluntur seiring banyaknya edukasi terkait hal tersebut.

"Nah kalau yang sekarang ini, mungkin anak muda yang baru punya motor dan baru naik motor lalu ingin nunjukin jati dirinya," ucap Ipung pada wartawan, Selasa 3 November 2020.

Lebih lanjut, Ipung mengakui bahwa klub motor besar saat ini justru sangat menghargai pengguna jalan.

Baca Juga: Buka Suara Soal Sikap Emmanuel Macron, Al-Qaeda Ancam Bunuh Siapapun yang Hina Nabi Muhammad

"Jadi yang kami terapkan bahwa jalan ini milik semua. Jadi kalau ada lampu merah berhenti, lalu saling bertegur sapa dan lainnya. Jadi simpati yang kami inginkan, bukan antipati," katanya menambahkan.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah