Minta Maaf dan Ingin Dibimbing Soal POP, Nadiem Makarim Berharap NU, Muhammadiyah, dan PGRI Kembali

29 Juli 2020, 16:03 WIB
Menteri Pendidikan RI, Nadiem Makarim. /Kemdikbud RI

PR DEPOK - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim berharap tiga organisasi besar yang sebelumnya mengundurkan diri dapat kembali bergabung dengan Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.

Tiga organisasi besar tersebut yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Persatuan guru Republik Indonesia (PGRI) yang selama ini sudah menjadi mitra strategis pemerintah dan berjasa di dunia pendidikan.

Nadiem mengatakan, usai adanya polemik terkait POP, sejumlah penyempurnaan telah dilakukannya. Ia pun berharap ketiga organisasi itu bisa kembali bergabung dengan POP Kemendikbud dan membimbing pihaknya untuk menyempurnakan program ini.

Baca Juga: Sri Mulyani 'Rayu' Ganjar Pranowo dan Khofifah Indar Parawansa Ajukan Pinjaman Triliunan Rupiah 

"Harapan besar saya yang luar biasa bahwa dengan perubahan ini dan penyempurnaan-penyempurnaan apa pun di masa depan bahwa NU, Muhammadiyah, dan PGRI bisa kembali membimbing kami," kata Nadiem Makarim.

"Kembali melibatkan diri dalam proses ini dan terus menyempurnakan program kami ini," sambungnya dalam diskusi dengan tema "Menjaga Integritas Dalam Implementasi Kebijakan PPDB" yang disiarkan di kanal Youtube KPK pada Rabu, 29 Juli 2020 yang dikutip oleh Pikiranrakyat-depok.com.

"Jadi bimbingan mereka, partisipasi mereka, sebagai kemitraan di kemendikbud sangat kami harapkan," kata Nadiem Makarim.

Terkait program yang sempat menjadi polemik di masyarakat ini, Nadiem menambahkan, pihaknya tengah melakukan evaluasi.

Baca Juga: Sejumlah Artis Terjerat Prostitusi Online, Ikatan Manajer Artis: Biasanya Ini Artis Kurang Terkenal 

Ia juga meminta pihak eksternal untuk melihat sistem program ini dan dapat memberikan penilaian jika ada kekurangan.

Selain itu, Nadiem Makarim juga menyebut, pihaknya akan melakukan triple check terhadap organisasi-organisasi yang telah lolos dalam program ini.

"Kami memutuskan untuk melakukan evaluasi 3-4 minggu. Evaluasi lagi, kita ingin mengundang pihak-pihak eksternal untuk melihat sistem kita tolong berikan penilaian untuk seleksi kita. Kita ingin memastikan kedua, apakah dengan covid ini timing dan timeline-nya sudah tepat dan efektivitas programnya masih bisa berjalan," ucapnya.

"Setiap organisasi akan kami lakukan triple check lagi mengenai kelayakan dan kredibilitas mereka," ucapnya.

Baca Juga: Gelombang Teror Bom Molotov Hantui PDIP, Kali Ini Menyasar Kecamatan Cileungsi 

Sebelumnya NU, Muhammadiyah, dan PGRI mempertanyakan transparansi seleksi POP dan memutuskan keluar dari program Kemendikbud tersebut.

Kemendikbud pun sebenarnya telah mengalokasikan anggaran Rp567 miliar per tahun untuk program ini. Anggaran tersebut guna membiayai pelatihan atau kegiatan yang diselenggarakan 156 organisasi terpilih.

Organisasi yang terpilih dibagi menjadi 3 kategori yakni Gajah, Macan, dan Kijang. Untuk Gajah dialokasikan anggaran sebesar maksimal Rp20 miliar per tahun, Macan Rp5 miliar per tahun, dan Kijang Rp1 miliar per tahun.

Sebelum mundur, NU, Muhammadiyah, dan PGRI masuk dalam kategori gajah dengan mendapatkan kucuran hibah Rp20 miliar.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: KPK

Tags

Terkini

Terpopuler