Hari Guru Sedunia, Berikut 10 Nasehat Imam Ghazali Soal Adab Murid kepada Seorang Guru

5 Oktober 2020, 14:12 WIB
Ilustrasi guru saat mengajar seorang murid.* /Pixabay./

PR DEPOK - "Adab dulu, baru ilmu", pepatah tersebut mungkin sering kita dengar. Maknanya ialah adab atau perilaku memiliki posisi yang lebih tinggi dibanding ilmu.

Pepatah tersebut memang tepat pada kenyataannya. Seseorang yang berilmu tetapi tidak memiliki adab yang baik, maka ia akan cenderung sombong dan berperilaku buruk bahkan menyakiti orang lain.

Contoh yang umumnya adalah para terdakwa koruptor. Mereka tentulah orang yang berilmu, namun perilaku mereka tidak baik.

Baca Juga: Sanggah Penolakan RUU Cipta Kerja, DPR: Undang-Undang Ini Akan Bawa Perubahan Positif

Adab yang baik bisa dibentuk sejak masa seseorang menuntut ilmu sebagai pondasi dasar karakter seseorang.

Di Indonesia, hal ini merujuk pada UU Sisdiknas no. 20 tahun 2003 pasal 3 yang secara garis besar berisi tentang pendidikan nasional memiliki fungsi membentuk watak serta peradaban bangsa yang bertujuan membentuk peserta didik yang berilmu dan berakhlak mulia.

Dalam memperingati Hari Guru Sedunia yang dirayakan tepat hari ini, 5 Oktober, mari kita lihat kembali tentang adab peserta didik atau murid terhadap guru yang kian memudar belakangan ini.

Banyak kasus ditemukan, khususnya di Indonesia, murid yang berperilaku buruk terhadap guru. Bahkan tak sedikit orang tua murid pun yang malah membela perilaku anaknya dan ikut melawan guru.

Baca Juga: Disarankan Ahli untuk Tekan Penularan Covid-19, Lakukan Hal ini Saat Seseorang Bersin di Dekat Anda

Padahal guru bukan hanya sebagai pengajar tapi juga orang tua bagi murid di sekolah.

Nampaknya dalam fonomena ini kita harus merenungi kembali nasihat dari Imam Ghazali berikut tentang adab terhadap guru.

1. Mendahului memberi salam

Seorang murid memberi salam terlebih dahulu kepada guru sebagai bentuk pengorhamatan dari seseorang yang muda terhadap orang yang lebih tua.

Alasan yang lebih dalam, tentu saja karena orang yang lebih tua sudah lebih banyak merasakan pahit manisnya kehidupan dibanding yang muda.

Baca Juga: RUU Ciptaker Dibawa ke Paripurna Dinilai Terburu-buru, YMB: Pemerintah dan DPR Sesat dalam Berpikir!

2. Tidak banyak berbicara di depan guru

Banyak berbicara bisa berarti merasa lebih tahu dari pada orang-orang di sekitarnya. Apa bila hal ini dilakukan di depan guru, maka bisa menimbulkan kesan seolah murid lebih tahu dari pada gurunya.

Hal ini akan menjatuhkan wibawa seorang guru. Sehingga bisa memengaruhi murid lain untuk tidak hormat kepada guru.

3. Berdiri ketika guru berdiri

Bila guru berdiri, murid sebaiknya lekas berdiri juga. Hal ini ditujukan untuk membantu guru jika ia memerlukan uluran tangan agar segera bisa tegak berdiri. Ini juga merupakan sikap sopan santun yang terpuji.

Demikian murid duduk ketika guru duduk atau memerintahkan untuk duduk.

Baca Juga: RUU Ciptaker Dibawa ke Paripurna, GEBRAK Siap Gelar Aksi Demonstrasi Masif Selama 3 Hari

4. Tidak mencela guru

“Pendapat dia berbeda dengan pendapat Anda, guru.” Ketika guru memberikan suatu penjelasan yang berbeda dengan apa yang pernah dijelaskan oleh orang lain, sebaiknya murid tidak langsung menyangkal penjelasan guru.

Sebaiknya murid meminta izin terlebih dahulu untuk menyampaikan pendapat orang lain yang berbeda. Jika guru berkenan, murid tentu boleh menyampaikan hal itu.

5. Tidak bertanya-tanya kepada teman duduknya sewaktu guru mengajar

Saat guru mengajar di kelas, murid hendaknya bertanya kepada guru ketika ada hal yang belum jelas.

Hal ini tentu lebih baik daripada bertanya kepada teman di sebelahnya. Lebih memilih bertanya kepada teman dan bukannya langsung kepada guru bisa membuat perasaan guru kurang nyaman serta akan menimbulkan kegaduhan.

Baca Juga: Muncul Perpres Baru Soal Posisi Wakil Menteri untuk Kemenaker dan KUKM, Kandidat Masih Tanda Tanya

6. Tidak mengumbar senyum ketika berbicara kepada guru

Guru tidak sama dengan teman, oleh karena itu jangan membuat guru seolah disetarakan dengan teman.

Seorang murid harus memosisikan guru lebih tinggi dari teman sendiri sehingga ketika berbicara dengan guru tidak boleh sambil tertawa atau bersenyum yang berlebihan.

7. Tidak menunjukkan secara terang-terangan perbedaan pendapat dengan guru

Terkadang seorang murid memiliki pendapat yang berbeda dengan guru. Jika hal ini terjadi, murid tidak perlu mengungkapkannya secara terbuka sehingga diketahui orang banyak.

Lebih baik murid meminta komentar sang guru tentang pendapatnya yang berbeda. Cara ini lebih sopan dari pada menunjukkan sikap kontra dengan guru di depan teman-teman.

Baca Juga: Kendati Dinyatakan Sembuh, Ilmuwan Ungkap Adanya Potensi Kerusakan Jantung pada Pasien Covid-19

8. Tidak menarik pakaian guru ketika berdiri

Ketika guru hendak berdiri dari posisi duduk mungkin ia membutuhkan bantuan karena kondisinya yang sudah agak lemah.

Dalam keadaan seperti ini, murid jangan sekali-kali menarik baju guru dalam rangka memberikan bantuan tenaga. Ia bisa berjongkok untuk menawarkan pundaknya sebagai tumpuan untuk berdiri, atau sesuai arahan guru.

9. Tidak menanyakan suatu masalah di tengah perjalanan hingga guru sampai di rumah

Jika ada suatu hal yang ingin ditanyakan kepada guru, terlebih jika itu menyangkut pribadi guru, tanyakan masalah itu ketika telah sampai di rumah.

Tentu saja ini berlaku terutama kalau perjalanan dengan menaiki kendaraan umum. Karena itu merupakan ranah pribadi seseorang yang tidak bisa diumbar sembarangan.

Baca Juga: Moeldoko Tuding Banyak RS Ganti Status Pasien Jadi Positif Covid-19, PERSI: Mana Buktinya?

10. Tidak banyak mengajukan pertanyaan kepada guru ketika guru sedang lelah

Guru juga manusia biasa yang bisa lelah. Dalam keadaan guru sedang lelah, seorang murid hendaknya tidak mengajukan banyak pertanyaan yang membutuhkan jawaban pelik, misalnya.

Dikhawatirkan guru kurang berkenan menjawabnya sebab memang sedang lelah sehingga membutuhkan istirahat untuk memulihkan stamina.

Dengan merenungi nasehat-nasehat tersebut kita bisa mengintrospeksi diri juga anak-anak kita dalam memaknai bahwa adab itu penting bukan hanya sekadar mencari ilmu.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Tags

Terkini

Terpopuler