PR DEPOK - Era perkembangan digital dewasa ini terus mengalami kemajuan. Segala akses dapat dengan mudah untuk didapat.
Namun semua perkembangan itu, tidak menutupkemungkinan masih banyak masyarakat yang hanya menggunakannya saja akan tetapi acuh bahkan tidak mengetahui siapa pun bisa meretas data mereka.
Tentu hal tersebut akan merugikan bagi pengguna, mengingat kejahatan digital semakin hari semakin meningkat. Seiring dengan perjalanan dan perkembangan kemajuan teknologi hingga saat ini.
Baca Juga: Fakta Dibalik MV 'Dynamite', RM: Awalnya Tidak Berencana untuk Merilis
Bilamana kita tidak dapat mengantisipasinya, tentu hal tersebut akan menjadi bumerang yang justru akan mencelakakan bahkan merugikan diri sendiri.
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Barat menyajikan informasi terkait keamanan siber di akun Instagram resminya @diskominfojabar, pada Kamis 20 Agustus 2020.
Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dalam unggahannya, Diskominfo memaparkan mitos dan fakta terkait keamanan siber yang terjadi dikalangan masyarakat. Berikut 10 mitos dan fakta keamanan siber:
1. Mitos password saja sudah cukup untuk menjaga keamanan data dan peralatan. Namun faktanya adalah, dalam penetapannya password harus kuat dan diganti secara periodik serta didukung mekanisme keamanan lain seperti two factor authentication, data monitoring, dan software keamanan seperti antivirus, firewall, enkripsi, VPN, dan Backup data teratur.
Baca Juga: Libatkan 40.000 Partisipan, Meksiko Akan Terima 2.000 Vaksin Sputnik-V dari Rusia Guna Uji Klinis 3