“Studi itu tipuan. Kesalahan ejaan dan tata bahasa dan jelas bahasa non-akademis yang terkandung dalam artikel dengan mudah menunjukkan bahwa itu dimaksudkan untuk menjadi humor, tetapi bukti pasti dapat ditemukan dalam fakta bahwa artikel tersebut menyalin dan menempel seluruh bagian dari studi nyata, yang sebenarnya diterbitkan di New England Journal of Medicine pada 10 Desember 2020,” tulis Snopes.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kabar mengenai adanya jurnal Inggris yang mengklaim vaksin Sinovac memiliki efek samping pembesaran alat kelamin adalah informasi yang salah dan termasuk dalam kategori Konten Palsu.***