Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yakni Asvi Warman Adam mengatakan, bahwa istilah Kadrun baru muncul setelah Pilkada 2021 hingga Pilpres 2019.
Munculnya istilah Kadrun tersebut turut diikuti oleh kemunculan istilah Cebong dan Kampret.
Asvi menjelaskan, pada Pemilu 1955 memang terjadi perselisihan kuat antara partai Islam, Masyumi, dan partai komunis, PKI.
Namun, perselisihan antara Masyumi dan PKI tersebut tidak memunculkan istilah Kadrun.
Sebab, fakta yang terjadi adalah saling tuduh menuduh tanpa ada istilah yang digunakan. Masyumi menuduh PKI atheis, sedangkan PKI menuduh Masyumi mendapat bantuan dana dari Amerika Serikat (AS).
“Pada Pemilu 1955 ada persaingan yang tajam antara Masyumi dan PKI. Masyumi menuduh orang PKI itu atheis. PKI menuduh Masyumi dapat bantuan dana dari AS. Tidak ada istilah kadal gurun tersebut. Tahun 1960-an, yang ada yakni istilah Nekolim, Aksi Sepihak, Setan Desa dan Setan Kota,” tutur Asvi.
Baca Juga: Aliran Uang Nurdin Abdullah Ditelusuri KPK Melalui Transaksi Perbankan, Lima Saksi Diperiksa
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa istilah Kadrun belum muncul saat era PKI masih ada.
Berdasarkan penelusuran dan penjelasan tersebut, maka narasi yang menyebutkan istilah Kadrun merupakan istilah dari PKI yang ditujukan untuk orang Islam merupakan hoaks dan masuk dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.***