Penyebaran Nyamuk Wolbachia akan Jadi Pandemi Kedua dan Lebih Bahaya dari Covid-19? Cek Faktanya di Sini

- 27 November 2023, 11:54 WIB
ILUSTRASI - Beredar narasi yang menyebut penyebaran nyamuk Wolbachia ini akan lebih berbahaya dibanding dengan pandemi COVID-19.*
ILUSTRASI - Beredar narasi yang menyebut penyebaran nyamuk Wolbachia ini akan lebih berbahaya dibanding dengan pandemi COVID-19.* /Pixabay/mikadago/

PR DEPOK - Baru-baru ini beredar kabar di masyarakat terkait bahayanya penyebaran nyamuk Wolbachia yang telah tersebar di beberapa titik di Indonesia.

Hal ini usai Kemenkes menyatakan telah menyebar nyamuk Wolbachia di beberapa titik, guna menekan penularan demam berdarah dengue (DBD).

Kemenkes sendiri, sebenarnya telah menyebar jentik nyamuk dengan bakteri Wolbachia di lima kota endemis dengue sejak awal tahun 2023.

Adapun beberapa titik yang telah disebar jentik nyamuk Wolbachia ini di antaranya Kota Semarang, Kota Bandung, Kota Jakarta Barat, Kota Kupang, hingga Kota Bontang.

Baca Juga: 7 Bakso Super Enak di Kebumen, Kuahnya Gurih Pentolnya Menul-menul, Ini Alamat dan Jam Buka

Namun belakangan ini, ada sebuah unggahan Facebook yang menarasikan bahwa nyamuk Wolbachia merupakan buatan individu elite global untuk menguasai dunia.

Dalam unggahan itu juga mengatakan jika penyebaran nyamuk Wolbachia ini akan lebih berbahaya dibanding dengan pandemi COVID-19. Berikut narasinya:

"Nyamuk WOLBACHIA bikinan Elit Global yg ingin menguasai individu seluruh dunia ,ini akan jadi calon pandemi ke-2. SINGAPORE menolak di jadikan bahan uji coba, kenapa Indonesia mau saja? Ya allah apa mau membunuh rakyat Indonesia lagi? Ini bahayanya lebih dari covid-19 dan bisa menyebabkan penyakit dalam. Sudah di sebarkan di semarang Jakbar Bandung, katanya untuk menanggulangi malaria. Padahal Indonesia sudah lama tidak punya malaria dan obatnya pun sudah di SEDIAKAN oleh Elit Global paramachy mau jualan obat lagi. Semoga keluarga kita selalu dalam lindungan ALLAH SWT,".

Lantas, apakah benar penyebaran nyamuk Wolbachia akan jadi pandemi kedua dan lebih berbahaya dari Covid-19?

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 63 Kapan Dibuka? Berikut Cara Gabung Gelombangnya

Dalam berkas laporan Pusat Kedokteran Tropis UGM yang dibagikan Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, nyamuk Wolbachia dikatakan tidak menginfeksi manusia, transmisi horizontal terhadap spesies lain ataupun mencemari lingkungan biotik dan abiotic.

Adapun peningkatan jumlah nyamuk Aedes Aegypti di area pelepasan, juga hanya akan terjadi saat periode pelepasan.

Sehingga tuturnya, penggunaan bakteri Wolbachia pada nyamuk bertujuan untuk mengendalikan penularan demam berdarah dengue dan tidak berpotensi menimbulkan penyakit baru.

"Wolbachia tidak akan menimbulkan penyakit baru yang bahaya bagi kesehatan. Sudah ada penelitian dan kajian risiko," ucap Nadia.

Baca Juga: 10 Pilihan Warung Mie Ayam di Madiun yang Terkenal Enak Tak Ada Duanya, Kunjungi Lokasinya di Sini

Sementara menurut Dokter spesialis penyakit dalam dr RA Adaninggar Primadia Nariswari, penyebaran nyamuk Wolbachia merupakan uji coba yang sudah terbukti karena penelitian tentang bakteri ini telah dilakukan sejak tahun 2011.

Dan beberapa negara endemis DBD yang juga telah menerpakan penyebaran nyamuk Wolbachia ini antara lain, Brazil, Australia, Vietnam, Meksiko, dan Sri Lanka.

Dengan demikian, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi berita hoaks terkait Wolbachia yang belakangan banyak beredar di dunia maya.

Kemenkes juga memaparkan akan terus melakukan upaya terbaik dalam memberikan informasi yang tidak hanya dari Kemenkes, melainkan juga sejumlah pakar dan peneliti. Sehingga klaim nyamuk Wolbachia akan menjadi pandemi kedua merupakan pernyataan tidak benar.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah