Apa itu Resesi Ekonomi? Simak Pengertian dan Faktor Penyebabnya

- 16 Juli 2022, 14:21 WIB
Ilustrasi. Berikut ini dipaparkan penjelasan dan pengertian mengenai resesi ekonomi, lengkap dengan faktor penyebabnya.
Ilustrasi. Berikut ini dipaparkan penjelasan dan pengertian mengenai resesi ekonomi, lengkap dengan faktor penyebabnya. /pixabay/geralt.

PR DEPOK - Resesi ekonomi diartikan sebagai penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Dalam hal ini, resesi ekonomi diklasifikasikan sebagai dua kuartal berturut-turut penurunan ekonomi. Hal ini terjadi ketika Produk Domestik Bruto (PDB) turun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya.

Terjadinya resesi ekonomi sering ditakuti, karena konsumen dan bisnis mengurangi pengeluarannya. Ini terjadi karena terpengaruhnya kepercayaan terhadap kesehatan ekonomi dalam hal pekerjaan dan permintaan konsumen.

Baca Juga: 3 Tanda Lolos Seleksi Kartu Prakerja Gelombang 36 dan Berhak Dapat Insentif Rp2,4 Juta, Segera Cek!

Ketika terjadi resesi, banyak yang takut akan pekerjaan mereka, sehingga pengeluaran konsumen menurun, dan pada gilirannya mempengaruhi ekspektasi penjualan bisnis.

Selama resesi, orang akan kehilangan pekerjaan, bisnis bangkrut, pasar saham jatuh, dan nilai tukar cenderung menurun.

Penyebab resesi adalah dimana output ekonomi atau PDB yang terdiri dari pengeluaran konsumen, investasi bisnis, pengeluaran pemerintah, dan ekspor bersih menurun.

Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 37 Berpeluang Dibuka Lebih Cepat? Ini Estimasi Waktu Tanggal Pendaftarannya

Resesi akan terjadi ketika salah satu dari itu menurun secara signifikan, melebihi pertumbuhan komponen lainnya.

Misalnya, penurunan tajam dalam pembelanjaan konsumen dapat diimbangi oleh pertumbuhan pembelanjaan pemerintah yang mengarah pada dampak nol bersih pada PDB.

Resesi dapat terjadi karena penurunan satu komponen, dua komponen, atau keempat komponen PDB.

Baca Juga: Jam Buka Tutup PRJ Kemayoran Ada Perubahan di 2 Hari Terakhir? Simak Jadwalnya hingga Harga Tiket Masuk

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari laman BoyceWire, ada beberapa faktor yang menyebabkan resesi terjadi.

1. Keyakinan Bisnis atau Konsumen

Kepercayaan bisnis dapat menurun karena kebijakan pemerintah, penurunan belanja konsumen, atau kenaikan suku bunga.

Penurunan kepercayaan ini berdampak pada investasi (salah satu komponen PDB) karena bisnis khawatir bahwa hal itu mungkin tidak menghasilkan pengembalian yang sesuai.

Baca Juga: BLT Balita dan Ibu Hamil Rp3 Juta Cair Juli 2022, Cek Nama Penerima di cekbansos.kemensos.go.id

Ketika kepercayaan konsumen menurun, konsumen cenderung menabung lebih banyak untuk melindungi diri mereka sendiri selama penurunan ekonomi.

Pengeluaran konsumen yang lebih rendah, menghasilkan permintaan yang lebih rendah dalam perekonomian yang menyebabkan lebih sedikit pekerjaan.

2. Deflasi

Deflasi ditandai dengan turunnya harga barang atau jasa. Penurunan harga terus-menerus bisa membuat konsumen menunda pembelian dan menunggu hingga nominal terendah.

Baca Juga: Link Nonton Alchemy of Souls Episode 9 Sub Indonesia Tayang Malam Ini: Perpisahan Mu Deok dan Jang Wook

Keengganan konsumen untuk berbelanja karena deflasi dapat menyebabkan resesi. Hal ini karena belanja konsumen adalah bagian penting dari perekonomian.

Hal itu juga dapat mempengaruhi investasi bisnis karena bisnis mungkin akan mengurangi jumlah pekerja karena tingkat permintaan yang lebih rendah.

3. Turunnya Upah Riil

Jika harga barang dan jasa meningkat lebih cepat daripada gaji pekerja, itu berarti konsumen memiliki lebih sedikit pendapatan yang dapat dibelanjakan. Hal ini akan berdampak pada belanja konsumen.

Baca Juga: Cara Cek Daftar Nama Penerima PKH 2022 Jawa Barat, Siapkan KTP dan Akses Link solidaritas.jabarprov.go.id

4. Kebijakan Fiskal, Pajak dan Pengeluaran Pemerintah

Kebijakan fiskal mencakup apa yang diperoleh pemerintah melalui pajak, dan apa yang dibelanjakannya (salah satu komponen PDB).

Seperti kenaikan pajak secara signifikan akan membatasi pengeluaran konsumen karena gaji mereka digunakan untuk hal tersebut.

Ketika konsumen memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan, mereka menuntut lebih sedikit barang dan jasa, sehingga mempengaruhi perekonomian.

Baca Juga: Tagar PrayForGarut Trending di Twitter, Erick Thohir: Semoga Banjir Segera Surut

5. Suku Bunga Lebih Tinggi

Kenaikan suku bunga memberi tekanan pada rumah tangga karena mereka membayar lebih banyak dalam hal kredit dan hutang.

6. Uang Beredar

Akibat kurangnya uang yang beredar dalam perekonomian berarti hutang diambil tidak dapat dilunasi, dengan lebih banyak barang yang diproduksi daripada yang mampu dibeli orang.

7. Bencana Alam

Bencana alam seperti angin topan dan tsunami dapat menimbulkan kerusakan ekonomi yang besar.

Baca Juga: Lirik Lagu SNEAKERS (English Version) - ITZY dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

Misalnya, gempa bumi dan tsunami 2011 di Jepang menghancurkan ribuan pabrik dan rumah.

Ini memiliki dampak yang signifikan pada industri manufaktur dan mengirim ekonomi Jepang ke dalam resesi.

8. Pandemi

Pada tahun 2020, Covid-19 (Coronavirus) melanda seluruh perekonomian global. Ini memaksa negara-negara maju untuk benar-benar menutup seluruh ekonomi mereka dan menyebabkan salah satu resesi terburuk yang pernah tercatat.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Cenderung Memiliki Sifat Jahat dan Memanfaatkan yang Lemah, Salah Satunya Ada Aries

Bahkan ketika ekonomi dibuka kembali, konsumen masih enggan untuk kembali ke restoran, bioskop, dan toko lain karena ketakutan.

Konsekuensi yang dihasilkan adalah resesi yang berkepanjangan karena konsumen kehilangan pekerjaan dan enggan untuk berbelanja.

9. Kerusuhan Politik

Ketidakstabilan politik mempengaruhi kepercayaan bisnis dan konsumen. Sebab, hal itu menimbulkan ketidakpastian.

Baca Juga: Sinopsis dan Link Nonton Drama Remarriage and Desires Lengkap dengan Sub Indonesia

Hal itu mempengaruhi kemauan bisnis untuk berinvestasi. Selama ketidakstabilan politik, dapat mempengaruhi investasi bisnis sebagai bagian dari PDB, dan karena itu menyebabkan resesi.***

Editor: Gracia Tanu Wijaya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah