Anosmia Akibat Covid-19 Terjadi Berapa Lama? Berikut Penjelasannya

24 Juli 2021, 13:20 WIB
Ilustrasi penderita anosmia. /Unsplash/Usman Yousaf

PR DEPOK - Kehilangan penciuman atau anosmia adalah salah satu efek samping paling umum dari Covid-19.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Cleveland Clinic, Sabtu, 24 Juli 2021, menurut dr. Raj Sindwani, MD, virus mulai dari flu biasa hingga Covid-19, adalah salah satu penyebab utama hilangnya penciuman.

"Ada risiko kehilangan penciuman sementara dan lebih jarang, permanen dengan infeksi virus apapun," ucapnya.

Baca Juga: Sebut Demo di Era SBY Santai Aparat Tak Perlu Berjibaku, Cipta Panca: Faktanya Aman 10 Tahun, Kalau Zaman Now?

Menurut dr. Siwani, hilangnya penciuman jangka pendek dalam hal ini biasanya terjadi karena kemacetan atau peradangan di hidung.

"Hal-hal menjadi bengkak dan baunya tidak sampai ke reseptor bau yang hidup di hidung," tuturnya.

"Itu terjadi dengan flu biasa dan sering terjadi pada awal kasus Covid-19 juga," tambahnya lagi.

Dengan kasus jangka panjang, yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan secara permanen, ia mengatakan bahwa masalahnya mungkin terdapat kerusakan pada reseptor bau atau saraf penciuman itu sendiri.

Lebih lanjut, ia dan timnya melakukan tindakan CT Scan atau MRI untuk melihat sesuatu anatomis yang mungkin dapat menjelaskan mengapa reseptor bau tersebut tidak dapat bekerja.

Baca Juga: Lirik Lagu Don't Go Yet, Lagu Terbaru dari Camila Cabello

Namun menurutnya,dalam hasil tersebut tidak terlihat tanda-tanda fisik kemacetan atau perubahan fisik yang berarti.

"Kami tidak dapat melihat kerusakan pada gambar-gambar itu, ketidakmampuan untuk menerima bau-bauan itu," ucapnya.

Hilangnya penciuman menjadi salah satu gejala dominan kasus positif Covid-19, meski penyebab pastinya masih belum diketahui.

Ia mengatakan bahwa ada berbagai titik data yang tersedia tetapi hingga delapan puluh persen pasien Covid-19 mengalami semacam gangguan subjektif dalam indera penciuman mereka.

Satu penelitian yang menggunakan pengujian penciuman objektif, menemukan bahwa hanya lima belas persen pasien Covid-19 yang mengalami kehilangan penciuman selama lebih dari enam puluh hari.

Sedangkan selebihnya hanya kurang dari lima persen yang mengalami anosmia selama lebih dari enam bulan.

Baca Juga: Daftar 49 Kabupaten Kota yang Dapat Bantuan Subsidi Gaji BLT BPJS Ketenagakerjaan 2021 Rp1 Juta

Hal ini menunjukan bahwa untuk pasien yang kehilangan penciuman jangka panjang, angka itu sebenarnya jauh lebih kecil.

Menurut dr. Siwani, ada satu hal lagi yang perlu penelitian lebih lanjut, yaitu penelitian yang mengemukakan bahwa pasien Covid-19 yang kehilangan indera penciumannya memiliki kasus yang lebih ringan daripada mereka yang tidak.

“Itu didasarkan pada data retrospektif, tetapi pasien yang mempertahankan fungsi penciuman normal lebih mungkin memiliki perjalanan penyakit yang lebih parah, termasuk lebih mungkin dirawat di rumah sakit dan bahkan diintubasi,” ucap dr. Siwani.***

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Cleveland Clinic

Tags

Terkini

Terpopuler