Kenali Duck Syndrome, Pura-Pura Bahagia untuk Menutupi Kesedihan

4 Januari 2023, 15:12 WIB
Ilustrasi pura-pura bahagia atau Duck Syndrome. /Pexels/

PR DEPOK – Saat ini, banyak ditemukan orang yang kerap menonjolkan sisi bahagia mereka dan dibagikan kepada orang lain, misalnya melalui unggahan di media sosial miliknya.

Namun di balik penampilan yang bahagia dan terlihat seperti baik-baik saja, ada tekanan ataupun kesulitan, dan masalah yang tidak ditampakkan atau sengaja ditutupi.

Kondisi inilah yang dinamakan Duck Syndrome (Sindrom Bebek). Istilah Duck Syndrome pertama kali ditemukan di Universitas Stanford.

Menggambarkan mahasiswa yang tampak tenang, namun dengan panik berusaha mengikuti tuntutan sekolah, pekerjaan, dan penyebab stres lainnya, yang tujuannya untuk dapat bertahan dari tekanan lingkungan yang kompetitif.

Baca Juga: 6 Manfaat Buah Alpukat untuk Kesehatan, Nomor Dua Ibu Hamil Wajib Tahu

Hal tersebut dapat dianalogikan selayaknya seekor bebek yang tampak tenang meluncur melintasi air, namun di bawah air, kaki bebek mengayuh dengan keras melawan kemungkinan yang menakutkan bahwa ia akan tenggelam atau bahkan lebih buruk lagi.

Ketika mahasiswa kedokteran Universitas Stanford berkumpul dengan sesama mahasiswa lainnya, mereka tidak pernah berbicara tentang seberapa keras mereka belajar atau tantangan yang mereka hadapi dengan tugas kuliah mereka.

Sudah menjadi bagian dari budaya sekolah bagi mahasiswa untuk berpura-pura meluncur dengan mudah melalui kursus mereka, padahal sebenarnya mereka mengayuh bekerja keras dengan sekuat tenaga untuk tetap bertahan.

Baca Juga: Konsumsi 4 Makanan Ini Bisa Mencegah Flu di Musim Hujan, Salah Satunya Apel

Karena hal itulah, tekanan mahasiswa untuk mempertahankan nilai yang baik telah menjadi isu nasional dan disebut Sindrom Bebek Stanford.

Menurut Psikolog, meskipun sindrom ini bukan kondisi medis yang dapat dibuktikan, namun tekanan untuk menjaga penampilan agar terlihat seperti baik-baik saja, dapat menyebabkan stres dan bisa menimbulkan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Bahkan, stres yang dialami oleh salah satu mahasiswa di universitas ternama Amerika ini, telah menjadi sorotan setelah mahasiswa asal Singapura berinisial OX berumur 26 tahun, didakwa dengan 4 dakwaan karena meracuni teman lab-nya di Stanford.

Dia mengatakan kepada Polisi bahwa dia telah menemui seorang psikiater dan dia didiagnosa menderita depresi, stress, juga insomnia.

Baca Juga: 5 Tips Mudah Agar Tubuh Tetap Sehat dan Bugar Saat Jadwal Padat

Selain itu, di University of Pennsylvania, Amerika Serikat, seorang mahasiswa baru berusia 19 tahun, melakukan aksi bunuh diri. Dalam laporan dijelaskan kematiannya terkait dengan stres, karena harus mempertahankan nilai yang bagus.

Lebih dari 200 direktur pusat konseling yang disurvei di National Survey of College Counseling Centres, 94 persen mengatakan tren baru-baru ini menunjukkan lebih banyak mahasiswa dengan masalah psikologis yang parah terlihat di kampus mereka.

Di seluruh wilayah Amerika Serikat, semakin bermunculan laporan masalah kesehatan mental parah yang diakibatkan dari tekanan tersebut.

Ciri Sindrom Bebek adalah ketika Anda merasa takut dengan pendapat orang lain jika mereka mengetahui bahwa hidup tidak sempurna.

Baca Juga: 4 Tipe Teman yang akan Membantumu Sukses Tahun Ini

Anda mungkin merasa bahwa tidak ada yang dapat memahami dengan apa yang sedang dialami.

Lalu, apa saja gejala Duck Syndrome?

Meskipun Duck Syndrome bukanlah istilah klinis, namun gejala yang digambarkannya mirip dengan gejala umum stres, seperti:

1. Merasa kewalahan dan di luar kendali;

2. Kesulitan untuk bersantai;

Baca Juga: Konsumsi 4 Jenis Makanan Ini Baik untuk Kesehatan Mental Anda, Salah Satunya Ikan

3. Rendah diri;

4. Perasaan kesepian dan isolasi;

5. Membandingkan diri dan menganggap orang lain lebih memegang kendali daripada Anda;

6. Merasa gugup;

7. Gejala fisik seperti energi rendah, sulit tidur, ketegangan otot, gigi terkatup, mual, atau mulut kering;

8. Gejala kognitif seperti kekhawatiran terus-menerus, pelupa, overthinking, kesulitan fokus, dan penilaian yang buruk.

Baca Juga: Berikut 8 Manfaat Buah Semangka untuk Kesehatan Tubuh

9. Perubahan perilaku seperti perubahan nafsu makan, penundaan, peningkatan penggunaan zat seperti alkohol atau obat-obatan, muncul rasa gugup seperti gelisah atau menggigit kuku.

Selain itu, Sindrom Bebek bisa disebabkan karena lingkungan keluarga yang sangat menekankan pencapaian atau dibesarkan dengan pengasuh yang terlalu protektif.

Duck Syndrome umumnya terjadi karena membandingkan diri sendiri atau berkhayal dengan objek yang di luar kemampuan diri, dan bahkan terkesan tidak realistis.

Persepsi seperti itu dapat menyebabkan tekanan untuk mencapai keberhasilan baik secara akademis maupun sosial yang dapat menyebabkan perasaan kewalahan.

Jadi, sebaiknya menjadi diri sendiri apa adanya, menerima kondisi diri, dan berusaha membuat tujuan hidup yang lebih realistis tanpa harus membandingkan diri dengan orang lain.***

Cek Berita dan Artikel yang lainnya di Google News Pikiran Rakyat Depok.

Editor: Rahmi Nurfajriani

Sumber: Health Care Asia

Tags

Terkini

Terpopuler