MSG atau Micin, Sebenarnya Baik atau Buruk Bagi Tubuh?

- 14 Mei 2021, 09:30 WIB
Ilustrasi MSG
Ilustrasi MSG /Pixabay

Beberapa orang berpendapat bahwa MSG menyebabkan alergi yang berlebihan dalam otak dan merangsang sel saraf secara berlebihan.

Untuk alasan ini, MSG telah diberi label sebagai racun.

Rasa takut terhadap MSG bermula sejak tahun 1969, ketika sebuah penelitian menemukan bahwa menyuntikkan sejumlah besar MSG ke dalam tikus yang baru lahir menyebabkan efek neurologis yang berbahaya.

Sejak itu, buku-buku seperti Russell Blaylock“Excitotoxins: The Taste That Kills”(Excitotoxins: kegembiraan yang membunuh) telah membuat rasa takut terhadap MSG tetap hidup.

Memang benar bahwa meningkatnya aktivitas glutamat di otak dapat mengakibatkan bahaya dan dosis besar MSG dapat meningkatkan kadar glutamat pada darah.

Akan tetapi, makanan berglutamat hendaknya tidak banyak berpengaruh pada otak, karena makanan itu tidak dapat menembus pelindung otak dalam jumlah besar.

Baca Juga: TNI-Polri Berhasil Tembak Mati Komandan KKB Papua, Sindiran Luqman: Nunggu Pedagang HAMburger Ambil Setoran

Secara keseluruhan, tidak ada bukti kuat bahwa MSG bertindak sebagai eksitotoksisitas secara keseluruhan, tidak ada bukti kuat bahwa MSG bertindak ekstrim ketika dikonsumsi dalam jumlah normal.

Beberapa orang mungkin sensitif

Beberapa orang mungkin mengalami akibat buruk mengkonsumsi MSG. Kondisi ini disebut komplek gejala MSG.

Halaman:

Editor: Adithya Nurcahyo

Sumber: Healtline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x