8 Hal yang Bisa Dialami Tubuh jika Terlalu Banyak Tidur, Nomor 7 Paling Sering Dialami

- 8 Desember 2021, 14:07 WIB
Ilustrasi - Berikut hal yang bisa dialami tubuh apabila terlalu banyak tidur. Salah satunya sering merasakan sakit kepala.
Ilustrasi - Berikut hal yang bisa dialami tubuh apabila terlalu banyak tidur. Salah satunya sering merasakan sakit kepala. /Freepik/senivpetro.

PR DEPOK - Banyak dari kita berjuang untuk cukup tidur, tetapi tidur terlalu banyak juga tidak baik untuk kesehatan.

Terlalu banyak tidur menurut sejumlah penelitian, akan menimbulkan beberapa risiko kesehatan dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Healthy, inilah yang akan terjadi pada tubuh jika terlalu banyak tidur.

Baca Juga: Nama Gala Sky Diubah Doddy Sudrajat tanpa Sepengetahuan Keluarga Haji Faisal, Fuji Tegaskan Hal Ini

1. Berisiko lebih besar terkena penyakit jantung dan stroke

Efek kesehatan negatif dari terlalu sedikit tidur dikatakan tidak terlalu baik, tetapi apa yang terjadi dari tidur terlalu banyak, kurang jelas.

The National Sleep Foundation merekomendasikan bahwa rata-rata orang dewasa mendapatkan tujuh sampai sembilan jam tidur.

Tetapi bagaimana jika tubuh Anda membutuhkan lebih banyak tidur? Semakin banyak penelitian telah mengaitkan jam tidur yang lebih lama dengan hasil kesehatan yang negatif, meskipun penelitian semacam itu tidak dapat membuktikan bahwa tidur adalah penyebab masalah kesehatan atau hanya terkait dengannya.

Salah satu studi di jurnal Neurology pada 2015 menyebut bahwa kemungkinan 46 persen lebih besar terkena stroke pada orang yang tidur lama (didefinisikan sebagai tidur lebih dari delapan jam), bahkan setelah disesuaikan dengan faktor risiko lainnya.

Baca Juga: Hidayat Nur Wahid Soal Indonesia Mundur dari Kejuaraan Dunia 2021: Penting, Pemerintah Segera Penuhi Janji!

Baca Juga: Urungkan Niat Undang Doddy Sudrajat di Acara Pengajian, Faisal: Belum Saya Undang Dia Udah Bicara Tidak Datang

Tidur berlebihan itu sendiri tidak berbahaya, tetapi itu adalah tanda bahwa Anda mungkin tidur tidak efektif atau ada masalah lain yang membutuhkan lebih banyak tidur.

2. Tidak tidur nyenyak

Satu teori adalah bahwa Anda sebenarnya tidak mendapatkan istirahat yang baik.

Mereka dengan sleep apnea yang tidak diobati, yakni masalah gangguan pernapasan saat tidur, memiliki kecenderungan untuk tidur berlebihan dan kita tahu bahwa sleep apnea yang tidak terdiagnosis yang tidak diobati, menyebabkan penyakit jantung dan stroke.

Masalah lain seperti sakit perut atau hot flashes juga bisa menjadi penyebab kurang tidur, atau lingkungan Anda mungkin tidak cukup gelap atau tenang. Bahkan menggertakkan gigi dapat memengaruhi tidur Anda.

Jika Anda merasa masih mengantuk meskipun berada di tempat tidur untuk waktu yang lama, bicarakan dengan dokter Anda untuk mencari tahu penyebabnya.

Baca Juga: Ditanya Mengapa Nama Gala Sky Diganti hingga Jadi Perbicangan, Doddy Sudrajat Beri Tanggapan Begini

Baca Juga: JPU Tetapkan Heru Hidayat Dituntut Hukuman Mati, Gus Umar: Korupsi Bansos Cuma 11 Tahun, Masih Percaya KPK?

Baca Juga: Ramalan Denny Darko Soal Lonjakan Covid-19, Sebut Orang-orang Ini Berpotensi Tinggi Tularkan Virus Corona

3. Merasa jet lag

Tidur terlalu banyak dapat merusak ritme sirkadian Anda, sama seperti saat sedang melakukan perjalanan jauh dengan pesawat.

Dr. McDevitt mengatakan bahwa ritme ini dikendalikan oleh jam internal, yakni bagian dari otak yang merespons sinyal terang dan gelap.

Ketika cahaya mengenai mata, itu memberi sinyal ke jam internal bahwa sudah waktunya untuk bangun yang kemudian akan memulai proses lainnya seperti pengendalian hormon dan suhu tubuh yang berperan dalam membuat kita merasa terjaga.

Dalam hal ini, tidur berlebihan dan gangguan sirkadian lainnya, seperti jet lag atau shift kerja, menggeser isyarat ringan ini dan membuat kita bertentangan dengan ritme normal kita sehari-hari.

Untuk kemblai pada jalur yang semestinya, hindari screen time sebelum tidur, jaga agar kamar Anda tetap sejuk, tenang, dan gelap (namun tetap membiarkan cahaya pagi masuk), dan menjaga jadwal tidur yang teratur.

Baca Juga: PPKM Level 3 Secara Nasional Saat Nataru Batal, Puan Maharani Sebut Telah Penuhi Asas Keadilan

Apabila Anda merasa memiliki masalah medis yang menyebabkan tidur lama, buatlah buku harian tidur, dan diskusikan hasilnya dengan dokter.

4. Otak tidak akan bekerja dengan baik

Seiring dengan sakit kepala, Anda mungkin mengalami perasaan otak berkabut jika Anda terlalu banyak tidur.

Sebuah studi pada 2014 di Journal of American Geriatrics Society menunjukkan bahwa wanita lebih tua yang tidur lebih dari sembilan jam, memiliki kognisi yang lebih buruk , setara dengan penuaan hampir dua tahun.

Dalm penelitian lain, menunjukkan bahwa hubungan antara tidur panjang dan demensia kemudian , menurut Journal of the Alzheimer's Association, kemungkinan ada efek langsung dan tidak langsung dari durasi tidur pada kognisi.

Baca Juga: Akui Banyak Tawaran Usai Rilis Lagu, Mayang Menolak Takut Dibilang Aji Mumpung

Baca Juga: Mulai Banyak Rotasi Pemain, Ralf Rangnick: Saya di Manchester United, Ini Semacam Mimpi

5. Memiliki lebih banyak rasa sakit

Pengurangan aktivitas karena menghabiskan terlalu banyak waktu di tempat tidur dapat membuat Anda lebih pegal, terutama jika Anda memiliki masalah punggung.

Hal ini ada hubungannya dengan berbaring dalam posisi untuk waktu yang lama, kurangnya gerakan saat tidur atau kasur yang buruk.

Anda juga mungkin menderita kurang tidur karena rasa sakit Anda, yang lagi-lagi membuat Anda ingin tidur lebih lama. Tapi jangan menyerah, karena lebih banyak aktivitas (di bawah pengawasan dokter Anda) dapat membantu mengurangi rasa sakit yang mengarah ke kualitas tidur yang lebih baik.

6. Lebih mudah terkena depresi

Salah satu gejala depresi adalah tidur berlebihan, sehingga memiliki masalah kesehatan mental yang tidak diobati bisa menjadi salah satu alasan mengapa Anda enggan untuk bangun.

Sebuah studi di jurnal Sleep pada 2014 yang mengamati pasangan kembar, menemukan bahwa tidur panjang sebenarnya mengaktifkan gen yang terkait dengan gejala depresi.

Baca Juga: Jaksa Agung Burhanuddin Menyebut Undang Undang Kejaksaan yang Baru Memberikan Peran Besar

Baca Juga: Cara Daftar BLT Lansia dan Penyandang Disabilitas untuk Dapatkan Bansos Rp2,4 Juta

Baca Juga: Erupsi Gunung Semeru, Denny Darko Singgung Ramalan Prabu Jayabaya Soal Terbelahnya Pulau Jawa, Benarkah?

Satu hipotesis adalah bahwa durasi tidur yang lama dikaitkan dengan penurunan aktivitas fisik yang dikaitkan dengan penurunan risiko depresi dengan meningkatkan kadar neurotransmitter dopamin dan serotonin, meningkatkan pelepasan endorfin, mengalihkan perhatian dari rangsangan stres, dan meningkatkan harga diri.

Di sisi lain, orang yang mengalami depresi dapat menggunakan tidur sebagai mekanisme pelarian atau koping, dan tetap di tempat tidur lebih lama.

7. Sering sakit kepala

Anda tahu perasaan itu ketika Anda tidur dan bangun dalam keadaan grogi dan pusing yang hampir seperti mabuk?

Meskipun hal tersebut bisa disebabkan karena kurang tidur, tetapi juga bisa menjadi salah satu efek samping dari tidur terlalu banyak.

Mekanisme di balik ini tidak dipahami dengan baik, dan satu hipotesis adalah bahwa fluktuasi neurotransmiter selama tidur mungkin menjadi pemicu sakit kepala.

Baca Juga: Bersiap Meninggalkan Chelsea, Antonio Rudiger Menyetujui Kontrak Bersama Real Madrid

Kemungkinan lain adalah ketika orang tidur lebih larut di pagi hari, mereka mungkin tidur melewati waktu sarapan atau kopi sehingga sakit kepala mungkin terkait dengan penarikan kafein, gula darah rendah, atau dehidrasi.

Pola tidur terbaik untuk menghindari sakit kepala karena terlalu banyak tidur menurut American Headache Society (AHS), yakni dengan mengatur jumlah tidur yang konsisten setiap malam dan pergi tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari.

8. Cenderung menjadi gemuk

Penambahan berat badan adalah lain yang terkait dengan jumlah tidur yang lama.

Sebuah penelitian di Ulasan Obat Tidur pada 2018 menunjukkan bahwa waktu tidur yang lama dapat dikaitkan dengan perkembangan obesitas dan diabetes tipe 2.

Salah satu kesulitan dalam menguraikan efek ini adalah bahwa hal-hal seperti gangguan pernapasan saat tidur, depresi, atau efek samping obat dapat menyebabkan peningkatan durasi tidur dan juga terkait dengan faktor risiko lain, seperti penambahan berat badan.

 

Dalam kasus ini, tidur bisa menjadi penyebab dan sebuah efek tergantung dari Anda saat menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur dan tidak berolahraga atau bahkan tidak bergerak sehingga kalori yang dibakar lebih sedikit.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: The Healthy


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah