30 Juta Orang Yaman Diprediksi Kelaparan Pertengahan Tahun 2021, PBB Suarakan Panggilan Kemanusiaan

4 Desember 2020, 09:48 WIB
Ilustrasi kelaparan dan kemiskinan. /Pixabay/Myriams-Fotos.

PR DEPOK - Terdapat lebih dari 30 juta orang di Yaman yang berisiko tergelincir pada tingkat kelaparan yang memburuk pada pertengahan 2021.

Hal tersebut disampaikan oleh badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menurut mereka ruang untuk mencegah kelaparan di Yaman akibat perang semakin menyempit.

Pernyataan itu didukung dengan sebuah studi baru yang menunjukkan bahwa jutaan orang di negara tersebut akan menghadapi beberapa bentuk krisis pangan tahun depan.

Baca Juga: Singapura Akan Jadi Negara Pertama yang Konsumsi Daging Ayam Tanpa Perlu Sembelih

Prediksi serupa juga disampaikan dan diterbitkan oleh World Food Programme (WFP), UNICEF dan Food and Agriculture Organization (FAO), menurut mereka terdapat lebih dari setengah populasi Yaman yang berjumlah 30 juta berisiko tergelincir ke dalam tingkat kelaparan yang memburuk.

"Angka-angka yang mengkhawatirkan ini harus menjadi peringatan bagi dunia. Yaman berada di ambang kelaparan dan kita tidak boleh berpaling dari jutaan keluarga yang sekarang sangat membutuhkan," kata David Beasley selaku Direktur Eksekutif WFP seperti dikutip Pikirarakyat-Depok.com dari Al Jazeera pada Jumat, 4 Desember 2020.

Konflik di negara paling miskin di dunia Arab tersebut dimulai saat pejuang Houthi yang didukung Iran merebut ibu kota Sanaa pada tahun 2014.

Baca Juga: Yakini Covid-19 Buatan Manusia, Bossman Mardigu: Bagi Gua, Ini Adalah untuk Kontrol Dunia

Lalu tahun berikutnya, koalisi pimpinan Arab Saudi turun tangan untuk memerangi Houthi dan mengekang pengaruh Iran yang kemudian berubah menjadi perang proksi regional yang buntu. Sejak saat itulah lebih dari 100.000 orang termasuk pejuang dan warga sipil terbunuh.

PBB menyatakan bahwa jumlah warga Yaman yang akan menghadapi fase darurat kerawanan pangan di awal kelaparan diperkirakan meningkat dari 3.6 juta menjadi lima juta pada paruh pertama 2021.

Menurut pernyataan tersebut fase darurat yang dimaksud adalah orang-orang menderita dengan sangat parah, yang paling rentan yaitu meninggal karena kelaparan.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat, 4 Desember 2020: Sagitarius Coba Beri Orang-orang Cinta yang Mereka Butuhkan

Tak hanya itu, badan PBB juga memperingatkan bahwa jumlah orang Yaman yang saat ini menderita karena kelaparan bisa meningkat tiga kali lipat dari 16.500 menjadi 47.000 antara Januari dan Juni 2021.

Dalam beberapa bulan terakhir, Yaman mengalami penurunan yang signifikan dalam bantuan kemanusiaan.

Bulan lalu, kepala kemanusiaan PBB Mark Lowcock mengatakan pada Dewan Keamanan PBB bahwa seruan kemanusiaan PBB senilai 3,4 juta dolar pada tahun 2020 untuk Yaman hanya menerima sekitar 45 persennya, atau 1,5 miliar dolar.

Baca Juga: Dinilai Terburu-buru, PSI DKI Jakarta Sebut Pembahasan APBD 2021 Lebih Buruk dari Tahun Sebelumnya

Sebagai perbandingannya, tahun lalu PBB telah menerima dua kali lipat yaitu hampir 3 miliar dolar.

"Pemotongan bantuan kemanusiaan tahun ini, termasuk bantuan pangan telah menghapus keuntungan ketahanan pangan sebelumnya dan membuat keluarga dengan kesenjangan konsumsi pangan memburuk," kata Lowcock.

Lebih lanjut, dia juga mengungkapkan bahwa pemotongan tersebut akan berlanjut hingga tahun depan.

Baca Juga: DPR: Peraturan MA Nomor 5 Tahun 2019 Soal Dispensasi Kawin Cukup Baik untuk Cegah Perkawinan Anak

"Tahun depan, pemotongan akan berlanjut dan mungkin diperluas. Kecuali jika dana bantuan segera diterima," ucapnya.***

Editor: Ramadhan Dwi Waluya

Sumber: Al Jazeera

Tags

Terkini

Terpopuler