Twitter Tangguhkan Akun Donald Trump secara Permanen, Bisa Dikembalikan Asal Dia Lakukan Ini

9 Januari 2021, 14:39 WIB
Ilustrasi Donald Trump. /Heblo/Pixabay

PR DEPOK  Platform media sosial Twitter pada Jumat, 8 Januari 2021 waktu setempat mengumumkan telah menangguhkan akun Twitter Donald Trump dengan alasan karena dugaan tindakan penghasutan.

Dalam keterangan resminya, Twitter mengatakan bahwa akun @realDonalndTrump yang merupakan akun pribadi Presiden Amerika Serikat ke-45 itu akan segera ditangguhkan.

Perusahaan tersebut mengatakan, dalam dua cuitan yang ditulis oleh Trump pada hari Jumat kemarin, ia menyebut pendukungnya sebagai patriot dan menyampaikan bahwa dirinya tidak akan hadir dalam acara pelantikan presiden pada 20 Januari 2021 mendatang.

Baca Juga: Sebut Harun Masiku Telah Meninggal Dunia, Boyamin Saiman: Kemungkinan Dibunuh, Dalangnya...

Twitter menilai dua cuitan ini melanggar peraturan platform tersebut yang menentang untuk membenarkan kekerasan.

Cuitan itu sangat mungkin untuk mendorong dan menginspirasi orang untuk meniru tindakan kriminal yang terjadi di Capitol AS pada 6 Januari 2021,” tulis Twitter, yang merujuk pada peristiwa penyerbuan Gedung Capitol yang dilakukan oleh massa pendukung Trump, seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari New York Times.

Beberapa saat setelah mengeluarkan cuitan tersebut, akun Donald Trump langsung ditangguhkan oleh Twitter sehingga tidak dapat diakses oleh siapapun.

Baca Juga: Komnas HAM Disebut Cari Aman, Ferdinand Hutahaean: Rilisnya Terkesan Beri Hadiah Kedua Pihak

Usai akunnya ditangguhkan oleh Twitter, Donald Trump dikabarkan masih berusaha untuk menyerang platform media sosial tersebut.

Melalui akun @POTUS yang biasanya dipegang oleh presiden AS yang menjabat, Donald Trump menulis sejumlah cuitan namun Twitter dengan segera menghapus tulisan tersebut.

Keputusan Twitter untuk menangguhkan akun Trump ini merupakan bentuk penolakan keras terhadap penggunaan akun tersebut untuk memprovokasi dan menyebarkan pesan yang seringkali mengandung kebohongan dan ancaman.

Baca Juga: Sebut Risma Memimpin Tanpa Arah, Musni Umar: Blusukan Tidak Ada dalam Kamus Seorang Menteri

Untuk diketahui, Donald Trump kerap mencuit sejumlah pesan di pagi atau sore hari, bahkan mencapai puluhan pesan setiap harinya.

Dalam cuitannya tersebut, ia dinilai kerap memprovokasi para pendukungnya serta menyerang pihak-pihak yang dianggap musuh.

“Penangguhan permanen Twitter Trump sudah lama tertunda. Ini adalah kunci untuk menghilangkan platform untuk Trump. Ketidakmampuannya untuk membagikan cuitan akan menghentikan akses langsungnya kepada pers, dan lebih luasnya kepada publik,” ujar Shannon McGregor, salah seorang peneliti senior di University of North Carolina di Chapel Hill.

Baca Juga: Beda Versi dengan Komnas HAM Soal Senpi FPI, Muannas: Munarman Sebar Berita Bohong, Segera Proses!

Dalam salah satu unggahannya, Donald Trump sempat menyebutkan bahwa Twitter berusaha membungkamnya.

Twitter bukan tentang kebebasan berbicara. Semuanya tentang mempromosikan platform Kiri Radikal di mana beberapa orang paling kejam di dunia diizinkan untuk berbicara dengan bebas,” cuit Trump.

Tak hanya di Twitter, Trump juga dibatasi dari akses media sosial lainnya, seperti Facebook, Youtube, Twitch, Snapchat, dan Reddit.

Baca Juga: Mahfud MD Ungkap Dilema Demokrasi, Fahri Hamzah: Kesannya Pemerintah Takut dengan Kebebasan Rakyat

Sementara itu, Twitter mengatakan bahwa jika Donald Trump ingin mendapatkan kembali akunnya, ia harus menghapus beberapa cuitan yang menyuarakan kebohongan dalam Pilpres atau seruan untuk melakukan kekerasan.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Tags

Terkini

Terpopuler