Di Jepang, Orang Tua yang Baru Melahirkan Akan Kirim Sekantong Beras pada Kerabat yang Tak Bisa Tengok Bayinya

11 Agustus 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi sekantong beras. /congerdesign/Pixabay/

PR DEPOK – Selama pandemi Covid-19 di seluruh belahan dunia, tak sedikit orang yang tak bisa mengunjungi para kerabatnya, begitu juga di Jepang.

Akibat tak bisa mengunjungi kerabat tersebut, kini di Jepang terdapat suatu aktivitas yang sangat unik.

Dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari Insider, seseorang yang baru melahirkan anak akan mengirimkan sekantong beras yang beratnya sama dengan bayi itu kepada para kerabatnya.

Baca Juga: 5 Pemain Bintang yang Tiba-tiba Meninggalkan Klubnya , Lionel Messi Termasuk?

Sekantong beras yang dikirim tersebut ditujukan untuk para kerabat yang ingin mengunjungi dan memeluk bayi tersebut tapi tidak bisa lantaran terhalang pandemi.

Kantong beras tersebut didesain sedemikian rupa hingga berbentuk bayi yang dibedong dengan selimut.

Tak hanya dibedong dengan selimut, di bagian depan kantong beras tersebut juga ditampilkan gambar wajah anak itu.

Lebih lanjut, harga kantong bayi beras seberat 7,5 pon itu berharga sekitar 32 dollar atau sekira Rp461.408 (dengan kurs Rp14.419).

Baca Juga: Tes Kepribadian: Bentuk Cangkang yang Dipilih Ungkap Potensi Terbesar Anda untuk Merubah Hidup

Harga kantong beras bayi tersebut berbeda tergantung ukurannya, tas yang lebih berat harganya lebih tinggi.

Berdasarkan kabar yang dihimpun, kegiatan mengirim kantong bayi beras ini disebut "Dakigokochi".

Selain dikirimkan saat seseorang melahirkan, di Jepang, tas itu juga sering digunakan di acara pesta pernikahan.

Baca Juga: Netral Karbon pada 2060, Berikut Rincian Rencana China dalam Memenuhi Targetnya

Pasangan pengantin memberikan kantong tersebut kepada orang tua mereka dengan foto-foto saat pasangan itu sebagai anak-anak untuk menunjukkan penghargaan.

Seorang pemilik toko beras di Jepang mengatakan bahwa sekarang populasi di sana menurun dan lebih sedikit bayi yang lahir. Kabarnya, pesanan pernikahan mulai mendominasi pasar.

Dakigokochi sebenarnya bukanlah fenomena yang baru, tetapi pandemi Covid-19 telah mengakibatkan peningkatan permintaan karena kerabat jarak jauh tidak dapat melakukan perjalanan ke upacara pernikahan atau mengunjungi bayi yang baru lahir.

Baca Juga: Bangga dengan Pencapaian El Rumi Lulus dari University of Westminster, Irwan Mussry Sampaikan Pesan Haru

Jepang juga dilaporkan telah memperpanjang keadaan daruratnya di beberapa daerah dan merekomendasikan pembatasan dengan tinggal di rumah.

Hal ini dilakukan karena bahwa terdapat lonjakan kasus terbesar sejauh ini selama beberapa minggu terakhir.***

Editor: Yunita Amelia Rahma

Sumber: Insider

Tags

Terkini

Terpopuler