Penumpang Kapal Pesiar California Tak Biarkan Virus Corona Rusak Kesenangan Mereka

24 Februari 2020, 16:39 WIB
PENUMPANG meregangkan badan di balkon kabin kapal pesiar Diamond Princess, yang menjadi tempat lusinan penumpang positif virus corona baru, di Daikoku Pier Cruise Terminal di Yokohama, selatan Tokyo, Jepang, Senin, 10 Februari 2020.* /REUTERS/

PIKIRAN RAKYAT - Dengan topi kapten putih bertengger di kepalanya, Calvin Ballard tampak santai saat dia menunggu untuk berangkat dengan kapal pesiar pertamanya ke Meksiko, tidak terpengaruh oleh kemungkinan terperangkap di kapal yang dikepung wabah virus corona.

Seperti beberapa rekan wisatawan lainnya yang berlayar dengan kapal laut yang berlabuh di dekat Los Angles, Ballard mengatakan dia sangat sadar bahwa penumpang yang naik kapal pesiar lainnya terdampar selama berminggu-minggu.

Jauh dari rumah, dan dia berjanji untuk berhati-hati agar tetap sehat. Meskipun demikian, dia bertekad untuk bersenang-senang.

Baca Juga: Ikan ini Diyakini Mampu Membantu Manusia untuk Awet Muda

Dikutip Pikiranrakyat-depok.com dari Reuters pada Minggu, 23 Februari 2020 Ballard tidak ingin virus corona merusak kesenangannya saat berlibur.

"Apa yang kami rencanakan adalaha mencuci tangan sesering mungkin, berusaha untuk tidak menyentuh barang-barang dan kemudian menyetuh mulut kami. Selain itu kami sadar bagaimana berhubungan dengan orang-orang," katanya.

"Kami fokus menikmati liburan kami sendiri," tambahnya.

Baca Juga: Info Pemadaman Listrik Kota Depok Hari ini Senin, 24 Februari 2020

Ballard dan istrinya, Judy, (50), mengenakan tpi pelaut, termasuk di antara 2.350 penumpang Carnival Cruise Line yang berangkat pada Kamis dari Port of Long Beach dalam perjalanan tiga hari ke kota resor Ensenada di Pantai Baja, Meksiko.

Beberapa penumpang terlihat telah mengemas pembersih tangan ekstra, tabir surya untuk persiapan liburan.

Semua penumpang mengakui bahwa ketakutan virus corona dan kisah-kisah kapal pesiar di bawah karantina di Kamboja dan Jepang tidak jauh dari pikiran mereka.

Baca Juga: Nikita Mirzani Jalani Sidang Perdana atas Dugaan Kasus Penganiayaan

"Kita semua pernah mendengar kisah-kisah horor," kata Andrew Mackenzie.

Tetapi semua mengaku bahwa mereka berdamai dengan gagasan digiring ke tempat yang relatif dekat dengan ratusan orang asing dan bertekad untuk tetap menjaga kebersihan serta menjaga jarak aman dengan orang lain.

Penumpang lain juga mengatakan mereka juga merasa nyaman mengetahui liburan Amerika Utara yang jauh dari epidemi virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 75.000 orang dan menewaskan 2.200 jiwa.

Baca Juga: Antonio Rudiger, Rasisme Akan Terus Menang Bila Tak Ada Hukuman

"Mudah-mudahan kita akan baik-baik saja," kata Shirley Sosin.

Sebetulnya, mereka memesan tiket liburan itu jauh sebelum wabah virus corona menyebar. Kapal yang mereka tumpangi juga mengambil langkah-langkah untuk meninimalkan risiko.

Tindakan pencegahan pusat adalah larangan ketat terhadap penumpang atau awak yang ke Tiongkok, Hong Kong, atau Makau selama 14 hari sebelumnya, masa inkubasi dari virus corona.

Baca Juga: Jalanan Kota di Italia Mendadak Sepi Karena Fobia Virus Corona

Jalur pelayaran menjanjikan pengembalian uang penuh untuk penumpang yang ditolak untuk bisa ikut naik ke kapal tersebut.

Meskipun perusahaan penerbangan itu mengatakan beroperasi seperti biasa di Amerika Utara dan Australia sebagai induknya, Carnival Corp (CCL.N), perusahaan kapal pesiar terbesar di dunia, mendapat pukulan besar dari gangguan yang berkaitan dengan virus corona terhadap bisnisnya di Asia. ***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler