Presiden Volodymyr Zelensky Angkat Sumpah Usai Rusia Bantai Warga Sipil Ukraina yang Coba Melarikan Diri

7 Maret 2022, 14:20 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Volodymyr Zelensky mengutuk Rusia atas pembunuhan warga sipil Ukraina. /Valentyn Ogirenko/Reuters

PR DEPOK – Rusia mendapat kecaman keras dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky atas serangan yang baru-baru ini mereka lakukan.

Volodymyr Zelensky mengecam para pemimpin negara barat dan bersumpah tidak akan memaafkan kekejaman Rusia, karena militernya mengintensifkan serangan di kota-kota di Ukraina dan membunuh sekelompok warga sipil yang melarikan diri dari kekerasan.

Menurut Volodymyr Zelensky, setelah Rusia mengatakan akan menyerang fasilitas industri pertahanan Ukraina, beberapa di antaranya berada di kota-kota, sejumlah warga sipil menjadi korban penyerangan tersebut.

Baca Juga: Israel akan Coba Lakukan Mediasi antara Rusia dan Ukraina

"Ini pembunuhan, hanya pembunuhan, dan saya tidak melihat pemimpin dunia bereaksi hari ini, politisi negara barat manapun"

"Keberanian agresor adalah sinyal yang jelas bagi negara barat bahwa sanksi yang dijatuhkan tidak cukup," ujar Volodymyr Zelensky seperti Pikiranrakyat-Depok.com dari Times of Israel.

Tidak hanya itu, ia mengamuk pada pasukan Rusia atas empat keluarga  yang tewas oleh mortir ketika mencoba untuk melarikan diri dari Kota Irpin, dekat Kyiv.

Baca Juga: Segera Diumumkan, Ini Kriteria Pendaftar Kartu Prakerja Gelombang 23 yang Prioritas Lolos Seleksi

Menurut Wali Kota Oleksander Markyshin, ada 8 orang warga sipil tewas akibat penembakan Rusia.

“Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa. Kami akan menghukum semua orang yang melakukan kekejaman dalam perang ini," kata Volodymyr Zelensky.

Ia lantas mengecam bahwa Tuhan tidak akan mengampuni tindakan Rusia yang menyerang warga sipil Ukraina.

Baca Juga: Soroti Masa Depan Erling Haaland dan Kylian Mbappe, Xavi Hernandez Singgung Kesempatan Bermain di La Liga

“Kami akan menemukan setiap sampah yang menembaki kota-kota kami, orang-orang kami, yang menembakkan rudal, yang memberi perintah. Anda tidak akan memiliki tempat yang tenang di bumi ini kecuali kuburan"

“Tuhan tidak akan mengampuni. Tidak hari ini. Bukan besok. Tidak pernah. Dan bukannya pengampunan, akan ada penghakiman,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Minggu mengumumkan bahwa pasukannya bermaksud untuk menyerang kompleks industri militer Ukraina senjata presisi.

Baca Juga: Penyelidikan Kematian Tangmo Nida Berlanjut, Polisi Temukan Dua Benda yang Dibuang ke Sungai

Seorang pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia meningkatkan penembakan semalam di kota-kota di pusat Ukraina, utara dan selatan, ketika upaya kedua untuk mengevakuasi warga sipil yang terkepung gagal.

Pinggiran Kyiv, Chernihiv di utara, Mykolaiv di selatan, dan Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu, menghadapi penembakan yang intens.

Artileri berat menghantam daerah pemukiman di Kharkiv dan penembakan merusak sebuah menara televisi.

Baca Juga: Soal Isu Tunda Pemilu 2024 dan Perpanjang Jabatan Presiden, Mahfud MD Sebut Jokowi Instruksikan Hal Ini

"Gelombang serangan rudal terbaru datang saat kegelapan turun," kata penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovich di televisi.

Serangan itu menghancurkan harapan bahwa lebih banyak orang bisa lolos dari pertempuran di Ukraina.

Sementara itu, makanan, air, obat-obatan dan hampir semua persediaan lainnya sangat terbatas di kota pelabuhan selatan Mariupol.

Baca Juga: Jokowi Tak Larang Usulan Perpanjang Masa Jabatan, Benny Harman: UUD 1945 Jelas Melarang, kalau Perpendek Boleh

Pasukan Rusia dan Ukraina telah menyetujui gencatan senjata 11 jam yang akan memungkinkan warga sipil dan yang terluka dievakuasi, tetapi serangan Rusia dengan cepat menutup koridor kemanusiaan, kata pejabat Ukraina.

"Tidak boleh ada 'koridor hijau' karena hanya otak orang Rusia yang sakit yang memutuskan kapan harus mulai menembak dan kepada siapa," kata penasihat Kementerian Dalam Negeri Anton Gerashchenko.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: Times of Israel

Tags

Terkini

Terpopuler