Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-96: NATO Mulai Ikut Campur hingga Serangan Intens di Sievierodonetsk

30 Mei 2022, 10:55 WIB
Kondisi area di dekat gedung administrasi regional yang terkena rudal Rusia di Kharkiv, Ukraina. /Layanan Darurat Negara Ukraina/Reuters

PR DEPOK – Ukraina dan Rusia sudah terlibat perang dan tercatat sudah memasuki hari ke-96.

NATO yang sejak awal menahan diri untuk tidak ikut campur lebih jauh atas perang Ukraina dan Rusia tampaknya berubah pikiran.

Dikabarkan bahwa NATO tidak lagi terikat oleh komitmen masa lalu untuk menahan diri dari mengerahkan pasukannya di Eropa timur setelah Rusia menginvasi Ukraina.

Baca Juga: Anggap Rusia Negara Barbar, Pejabat Ukraina Sebut Invasi Kremlin Hanya Bisa Dihentikan Lewat Perang

“Undang-Undang Pendiri NATO-Rusia tidak memiliki konten apapun,” kata wakil sekretaris jenderal aliansi yang dipimpin AS, Mircea Geoana seperti dikutip Pikiranrakyat-Depok.com dari The Guardian.

Mengenai serangan Rusia baru-baru ini, pejabat di Ukraina timur mengatakan penembakan Rusia terhadap Sievierodonetsk begitu intens sehingga tidak mungkin untuk menilai korban dan kerusakan.

Hal ini terjadi ketika Rusia mendekati kota terbesar yang masih dipegang oleh Ukraina di Donbas.

Baca Juga: Sebut Negosiasi dengan Rusia Tidak Ada Gunanya, Penasihat Presiden Ukraina Sebut Kremlin Tak Bisa Dipercaya

Menurut presiden Volodymyr Zelensky, pertempuran diyakini terjadi di jalan-jalan dan seluruh infrastruktur penting kota telah hancur.

Pihak berwenang Ukraina menggambarkan kondisi di Sievierodonetsk menyerupai Mariupol.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan pembebasan wilayah Donbas Ukraina adalah prioritas tanpa syarat bagi Rusia.

Sedangkan, wilayah Ukraina lainnya harus memutuskan masa depan mereka sendiri.

Baca Juga: Ukraina Minta Bantuan Senjata Sistem Roket ke AS, Rusia Beri Peringatan Keras

Ukraina sejauh ini mulai menerima rudal anti-kapal Harpoon dari Denmark dan howitzer self-propelled dari AS.

“Pertahanan pantai negara kita tidak hanya akan diperkuat oleh rudal Harpoon mereka akan digunakan oleh tim Ukraina yang terlatih,” kata Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov.

Sebelumnya, Volodymyr Zelensky mengunjungi pasukan di Kharkiv dan mengunjungi kota terbesar kedua di negara itu untuk melihat kerusakan oleh pasukan Rusia dalam penampilan resmi pertama Presiden Ukraina di luar wilayah Kyiv sejak dimulainya perang.

Baca Juga: Perketat Penyerangan ke Ukraina, Rusia Berhasil Merebut Semua Wilayah Luhansk

“Kharkiv mengalami pukulan mengerikan dari penjajah. Sepertiga wilayah Kharkiv masih dalam pendudukan,” katanya.

Menurut pejabat setempat, lebih dari 2.000 blok apartemen telah dihancurkan seluruhnya atau sebagian oleh serangan Rusia di wilayah tersebut.

Tercatat, sekitar 31 persen dari wilayah wilayah Kharkiv diduduki oleh pasukan Rusia, sementara 5 persen telah dibebaskan oleh para pembela Ukraina.

Baca Juga: Vladimir Putin Sebut Rusia Izinkan Ekspor Gandum Ukraina dengan Imbalan Pencabutan Sanksi

“Kami belum dapat sepenuhnya memeriksa beberapa pemukiman yang dibebaskan, melakukan de-mining penuh dan mulai membangun kembali infrastruktur penting, karena penembakan terus berlanjut. Di mana kami dapat melakukannya dari jarak jauh, kami melakukannya,” kata kepala administrasi militer regional Kharkiv, Oleg Synegubov.

Volodymyr Zelensky juga mengatakan telah memecat kepala dinas keamanan negara di Kharkiv karena tidak bekerja untuk mempertahankan kota.

“Saya datang, mencari tahu dan memecat kepala dinas keamanan Ukraina di wilayah (Kharkiv) karena fakta bahwa dia tidak bekerja pada pertahanan kota sejak hari-hari pertama perang skala penuh, tetapi hanya berpikir tentang dirinya sendiri,” katanya.

Baca Juga: Usai China dan Rusia Memveto Resolusi PBB, AS Jatuhkan Sanksi terhadap Korea Utara Akibat Rudal Balistiknya

Volodymyr Zelensky mengatakan, dia yakin Rusia akan menyetujui pembicaraan jika Ukraina dapat merebut kembali semua wilayah yang telah hilang sejak invasi.

Akan tetapi, dia mengesampingkan gagasan menggunakan kekuatan untuk memenangkan kembali tanahnya.

“Saya tidak percaya bahwa kita dapat memulihkan semua wilayah kita dengan cara militer. Jika kita memutuskan untuk pergi ke sana, kita akan kehilangan ratusan ribu orang,” katanya.***

Editor: Ahlaqul Karima Yawan

Sumber: The Guardian

Tags

Terkini

Terpopuler