Rusia Peringatkan Keselamatan Umat Manusia Terancam atas Sanksi yang Dijatuhkan Negara Barat

7 Juli 2022, 12:58 WIB
Rusia memperingatkan keselematan umat manusia berada dalam ancaman. /Reuters/Grigory Dukor/

PR DEPOK - Rusia memperingatkan bahwa umat manusia dalam bahaya jika negara Barat berusaha untuk menghukumnya atas perang di Ukraina.

Hal ini diungkap mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, dirinya menyebut bahwa upaya Barat untuk menghukum kekuatan nuklir seperti negara Rusia atas perang di Ukraina berisiko membahayakan umat manusia.

Hal ini karena konflik perang Rusia-Ukraina telah berlangsung hampir lima bulan dan membuat kota-kota hancur, juga ribuan warga kehilangan tempat tinggal.

Baca Juga: Ketahui 5 Ciri Perusahaan Terapkan Hubungan Industrial Pancasila, Ini Penjelasan Ditjen PHI Jamsos Kemensos

Diketahui, invasi Rusia pada 24 Februari 2022 lalu ke Ukraina telah memicu krisis paling serius dalam hubungan antara Rusia dan negara Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962, hingga membuat banyak orang khawatir bahwa dunia akan berada di ambang perang nuklir.

Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah seorang penjahat perang, hingga membuat negara Barat mempersenjatai Ukraina dan menjatuhkan sanksi berat pada Rusia.

"Gagasan untuk menghukum negara yang memiliki salah satu potensi nuklir terbesar adalah tidak masuk akal. Dan ini berpotensi menimbulkan ancaman bagi keberadaan umat manusia," ujar Medvedev, yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.

Baca Juga: In The SOOP Friendcation Edisi Wooga Squad Rilis Poster Pertama, Intip Detail dan Bocoran Jadwal Tayangnya

Dilansir Pikiranrakyat-Depok.com dari Reuters, saat ini, Rusia dan Amerika Serikat mengendalikan sekitar 90% hulu ledak nuklir dunia, dengan masing-masing sekitar 4.000 hulu ledak dalam persediaan militer mereka, menurut keterangan Federasi Ilmuwan Amerika.

Medvedev menyebut Amerika Serikat sebagai kerajaan yang telah menumpahkan darah ke seluruh dunia, mengutip sejarah pembunuhan penduduk asli Amerika, serangan nuklir AS di Jepang dan juga sejumlah perang mulai dari Vietnam hingga Afghanistan.

Upaya menggunakan pengadilan untuk menyelidiki tindakan Rusia di Ukraina, kata Medvedev, akan sia-sia dan berisiko menimbulkan kehancuran global.

Baca Juga: BPNT Kartu Sembako 2022 Kapan Cair? Berikut Tanggalnya dan Cara Daftar agar Dapatkan Bansos hingga Rp2,4 Juta

Ukraina dan sekutu Baratnya mengatakan bahwa pasukan Rusia telah terlibat dalam kejahatan perang.

Putin telah melancarkan invasinya, yang menyebutnya sebagai "operasi militer khusus", untuk mendemiliterisasi Ukraina, membasmi apa yang dia katakan sebagai nasionalis berbahaya guna melindungi penutur bahasa Rusia di negara itu.

Ukraina dan sekutunya mengatakan bahwa Rusia telah melancarkan perampasan tanah bergaya kekaisaran, memicu konflik terbesar di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Setelah gagal merebut ibu kota Kyiv lebih awal, Rusia kini tengah melancarkan perang untuk wilayah Donbas Ukraina, yang sebagiannya dikendalikan oleh proksi separatis Rusia.

Baca Juga: Alasan ACT di Garut Masih Aktif Beraktivitas Meski Izin Penggalangan Dana Dicabut Kemensos

Pada hari Minggu waktu setempat, Putin mengklaim kemenangan terbesarnya ketika pasukan Ukraina menarik diri dari provinsi Luhansk.

Pasukan Rusia kemudian melancarkan serangan untuk merebut provinsi tetangga Donetsk. Donetsk dan Luhansk terdiri dari Donbas.

Rusia mengatakan ingin merebut kendali wilayah timur dan kawasan industri berat Ukraina atas nama separatis yang didukung Moskow di dua republik rakyat yang memproklamirkan diri.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler